Palestina merupakan satu-satunya negara peserta Konferensi Asia-Afrika tahun 1955 yang sampai saat ini belum merdeka. Salah satu penyebabnya karena konflik yang tidak berkesudahan dengan Israel.
Perseteruan keduanya sudah terjadi sejak abad ke-20. Berbagai faktor menjadi pemantik untuk terjadinya konflik. Saat itu, Israel yang dikenal dengan nama Zionis ingin menguasai tanah Palestina.
Mereka melakukan segala cara untuk membasmi etnis Palestina supaya angkat kaki dari tanah airnya. Zionis melakukan berbagai cara hingga merenggut nyawa masyarakat sipil demi menguasai Palestina.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi itu terjadi pada tahun 1948 ketika Zionis melakukan operasi militer untuk mengusir Palestina. Inilah sejarah perseteruan Israel dan Palestina yang terjadi pada tahun 1948.
Sejarah Israel dan Palestina Sejak 1948
Dikutip detikedu, pada tahun 1948 terjadi pembersihan etnis Palestina (Nakba). Tepatnya sebelum mandat Inggris berakhir pada 14 mei 1948. Militer Zionis memulai operasi penghancuran wilayah untuk memperluas perbatasan negara.
Lebih dari 100 laki-laki, wanita, anak-anak Palestina dibunuh di Desa Deir Yassin yang ada di pinggiran Yerusalem. Tragedi ini terjadi pada April 1948.
Tindakan operasi terus berlanjut dari tahun 1947 hingga 1949. Sebanyak 500 desa dan kota di Palestina hancur. Peristiwa ini dikenal dengan Nakba yang berarti bencana dalam Bahasa Arab.
- Belasan Ribu Orang Tewas
Peristiwa Nakba menjadi salah satu bukti konflik yang merenggut belasan ribu nyawa. Sekitar 15.000 warga Palestina tewas dibantai. Zionis telur melancarkan operasi militer hingga berhasil menguasai 78% wilayah tanah Palestina.
Sisa 22% menjadi bagian dua wilayah yakni Tepi Barat dan Jalur Gaza. Sebanyak 750.000 warga Palestina harus angkat kaki dari tempat tinggal dan mengungsi ke negara tetangga seperti Yordania, Suriah, Mesir dan Lebanon.
- Lahirnya Negara Israel
Berdasarkan jurnal berjudul Zionisme dan Berdirinya Negara Israel yang diunggah Muhammad Sadik Sabry, gerakan zionisme dan pembentukan negara Israel menjadi masalah dunia dari dulu hingga sekarang.
Pembentukan negara terjadi usai pembersihan wilayah rakyat Palestina. Ambisi Zionis semakin kuat untuk memiliki Palestina dengan mengadakan serangan ke daerah-daerah Arab Palestina.
Pembantaian besar-besaran di Deir Yassin menelan korban 254. Sebagian dari mereka adalah wanita, anak-anak dan orang tua. Pembantaian dilakukan oleh pasukan Irgun yang dipimpin Menachem Begin.
Setelah itu, muncul pertentangan antara masyarakat Arab dan Yahudi. Lewat pertemuan tokoh-tokoh Yahudi yang dipimpin Ben Gurion terjadi deklarasi berdirinya negara Israel pada 14 Mei 1948.
Konflik semakin tegang dan memuncak hingga terjadi perang Arab-Israel pertama yang terjadi pada hari besoknya, 15 Mei 1948. Pertempuran berakhir pada Januari 1949.
Kondisi Israel-Palestina Setelah 1948
Sekitar 50.000 warga Palestina tinggal di negara Israel yang baru dibentuk. Kehidupan mereka terkukung di bawah pendudukan militer bahkan dikontrol secara ketat selama 20 tahun. Sebelum akhirnya mereka diberikan kewarganegaraan Israel.
- Tahun 1950-1965
Di tahun 1950, Yordania melakukan pemerintahan administratif pada Tepi Barat dan Mesir untuk mengambil alih Jalur Gaza. Lalu, tahun 1964 terjadi pembentukan Palestine Liberation Organization (PLO) yang dilanjutkan dengan berdirinya partai politik Fatah setahun berikutnya.
- Tahun 1967
Dua tahun setelah itu, tepatnya pada 5 Juni 1967 terjadi perang enam hari melawan koalisi tentara Arab. Israel berhasil menduduki sisa wilayah bersejarah Palestina yakni Jalur Gaza, Yerusalem Timur, Tebi Barat, Dataran Tinggi, Golan Suriah, dan Semenanjung Sinai Mesir.
Keberhasilan itu menyebabkan perpindahan secara paksa fase kedua bagi warga Palestina. Hal ini berarti suatu kemunduran atau yang disebut naksa dalam bahasa Arab.
Memasuki bulan Desember, Front Populer Marxis-Leninis sebagai Pembebasan Palestina dibentuk. Puluhan tahun berikutnya terjadi serangkaian serangan yang dilakukan sayap kiri untuk menarik perhatian dunia supaya mengetahui penderitaan rakyat Palestina.
Pemukiman penduduk pun mulai dibangun di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Dua sistem diterapkan saat itu. Pertama, penduduk Yahudi mendapat semua hak dan keistimewaan sebagai warga negara Israel. Kedua, warga Palestina harus hidup di bawah pendudukan militer yang melarang segala bentuk ekspresi sipil atau politik.
- Tahun 1987-1993 Terbentuknya Hamas
Terjadi perlawanan atau intifada oleh warga Palestina. Intifada pertama dilakukan di jalur Gaza pada Desember 1987. Penyebabnya karena 4 warga lokal tewas akibat truk Israel bertabrakan dengan dua van yang membawa pekerja Palestina.
Sikap protes terjadi dan menyebar ke Tepi Barat. Pemuda Palestina melemparkan batu ke tank Israel dan menjadi titik awal terbentuknya gerakan Hamas, cabang dari Ikhwanul Muslimin.
Hal itu membuat Hamas terlibat dalam perlawanan bersenjata untuk melawan Israel. Intifada dilakukan oleh kaum muda dengan arahan dari Unified National Leadership of the Uprising atau koalisi faksi politik palestina.
- Tahun 1993-1995
Berakhirnya intifada ditandai dengan penandatanganan Perjanjian Oslo pada tahun 1993. Bersamaan dengan pembentukan Palestinian Authority (PA). PA ini merupakan sebuah pemerintah sementara yang diberikan pemerintah mandiri terbatas di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Pada 1995, pagar elektronik dan tembok beton di sekitar Jalur Gaza dibangun Israel. Pembuatannya bertujuan untuk menghentikan interaksi antara wilayah Palestina yang terpecah.
- Tahun 2000
Tanggal 28 September 2000 terjadi intifada kedua. Pemimpin oposisi bernama Likud Ariel Sharon mengunjungi provokatif ke kompleks Masjid Al-Aqsa. Ribuan pasukan dikerahkan di sekitar Kota Tua Yerusalem.
Kejadian tersebut memicu pemberontakan bersenjata yang semakin luas. Selama perlawanan terjadi, Israel membuat kerusakan terparah saat itu hingga membuat perekonomian dan infrastruktur Palestina rusak bahkan hancur.
Israel juga berhasil menduduki kembali wilayah otoritas Palestina sehingga membuat ruang interaksi warga lokal semakin sempit.
- Tahun 2004-2007
Pemimpin PLO, Yaser Arafat meninggal dunia pada tahun 2004. Setahun kemudian rakyat Palestina memberikan suara untuk pertama kalinya dalam pemilihan umum.
Di tahun 2006, Hamas memenangkan pemilihan Palestina. Salah satu faktornya karena reaksi atas korupsi dan stagnasi politik dari partai Fatah yang berkuasa.
Pemimpin Hamas, Ismail Haniyah menjabat sebagai perdana menteri. Kondisi hubungan Hamas dan Fatah semakin memburuk karena terjadi kekerasan.
Perang saudara pecah antara Fatah dan Hamas. Menimbulkan kegagalan dalam membentuk pemerintahan persatuan nasional. Hamas memimpin pengambilalihan Gaza dengan bersenjata.
Sementara Fatah fokus mengendalikan Otoritas Palestina di Tepi Barat. Sejak itu, pemilu tidak diadakan lagi. Perang berlangsung secara terus-menerus hingga menewaskan ratusan warga Palestina.
Hamas mengusir Fatah dari Jalur Gaza dan Fatah kembali menguasai sebagai wilayah Tepi Barat. Israel akhirnya memblokade Gaza dari sisi darat, laut hingga udara pada tahun 2007. Hamas pun dituduh melakukan terorisme.
- Tahun 2008 hingga 2021
Empat serangan militer berkepanjangan dilakukan Israel terhadap Gaza mulai dari tahun 2008, 2012, 2014 hingga 2021. Dampak dari serangan membuat ribuan warga Palestina tewas dan puluhan ribu rumah, sekolah, gedung perkantoran hancur berkeping-keping.
Terjadi perang menggunakan gas fosfor pada 2008. Perang selama 50 hari di tahun 2004 dengan menewaskan 1.462 warga sipil. Menyerang Masjid Al-Aqsa pada 10 Mei 2021 yang dipicu perebutan wilayah Sheikh Jarrah, Yerusalem Timur.
Perang berlangsung selama 11 hari dan disepakati gencatan senjata sejak Jumat, 21 Mei 2021.
- Tahun 2023
Tepat setahun lalu, 7 Oktober 2023 Hamas meluncurkan ribuan roket ke arah Israel. Serangan itu menewaskan 1.400 warga Israel dan 4.562 luka-luka.
Pasukan Israel tidak tinggal diam, mereka membalas serangan dengan mendeklarasikan "keadaan waspada perang". Balasan dilakukan di Jalur Gaza yang masih menjadi lokasi konflik hingga saat ini.
Kematian warga yang tak bersalah menjadi perhatian dunia. Setidaknya sekitar 3.478 orang tewa dan 12.065 lainnya terluka. Kondisi saat itu membuat aliran makanan dan listrik diputus dan dilakukan persiapan untuk "pengepungan total".
- Tahun 2024
Pertempuran Israel dan Palestina berlanjut hingga tahun 2024. Berdasarkan data terbaru Palestinian Central Bureau of Statistics per 2 Oktober 2024 tercatat korban jiwa sebagai berikut:
- Meninggal dunia: 42.411
- Terluka: 102.375
- Terlantar: 2.000.000
- Tahanan: 16.000
Mayoritas korban jiwa yang tewas berasal dari penduduk jalur gaza sebanyak 41 ribu lebih dan sisanya bagian Tepi Barat. Dari jumlah tersebut, anak-anak yang terbunuh sekitar 16.891 dan wanita 11.458. Mereka adalah kelompok paling rentan dalam konflik ini.
Itulah ulasan mengenai sejarah Israel dan Palestina sejak 1948 hingga saat ini. Semoga bermanfaat ya!
(csb/csb)