4 Fenomena Langit di Oktober 2024, Apa Saja?

4 Fenomena Langit di Oktober 2024, Apa Saja?

Melati Putri Arsika - detikSumbagsel
Rabu, 02 Okt 2024 21:40 WIB
Ilustrasi Tata Surya (NASA/W STENZEL)
Ilustrasi Tata SuryaFoto: NASA/W STENZEL
Palembang -

Fenomena langit atau astronomi terjadi setiap bulan. Pada Oktober 2024, terdapat peristiwa yang menarik untuk diabadikan.

Menurut laman Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), ada empat fenomena langit yang terjadi di Oktober 2024. Lantas, apa saja ya? Yuk simak daftar lengkap dan tanggal terjadinya.

Fenomena Langit di Bulan Oktober 2024

Peneliti Pusat Riset Antariksa, Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN, Farahhati Mumtahana merinci semua fenomena astronomi yang terjadi tahun 2024.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di bulan Oktober 2024 terjadi fenomena Gerhana Matahari Cincin, Hujan Meteor Draconid, Bulan Purnama atau Hunter Moon, dan Hujan Meteor Orionid. Berikut ini penjelasan dari masing-masing fenomena:

1. Gerhana Matahari Cincin

Fenomena Gerhana Matahari Cincin terjadi pada 2 Oktober pukul 12.50 siang EDT atau 00.50 WIB dini hari pada Kamis, 3 Oktober 2024. Puncaknya terjadi pukul 03.03 WIB hingga 03.09 siang EDT.

ADVERTISEMENT

Dilansir detikInet, cincin api akan terlihat selama 6 menit 11 detik dari Pulau Paskah atau Rapa Nui. Ketika terjadi gerhana matahari, bulan melintas di antara Matahari dan Bumi sehingga menghasilkan bayangan di planet kita.

Orbit bulan mengelilingi bumi sedikit elips sehingga tampak jauh dari bumi dan terkadang lebih dekat. Selama fase cincin api, bulan relatif jauh dari bumi dan tidak sepenuhnya menutupi cakram Matahari selayaknya saat terjadi Gerhana Matahari Total.

Hal itu membuat gerhana menyisakan cahaya berbentuk cincin yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Berikut daftar lokasi yang mengalami Gerhana Matahari Cincin:

  • Rapa Nui/Pulau Paskah, Chili
  • Cochrane, Chili
  • Taman Nasional Perito Moreno, Argentina
  • Puerto Deseado, Argentina
  • Puerto San Julian, Argentina

2. Hujan Meteor Draconid

Fenomena berikutnya yakni Hujan Meteor Draconid yang terjadi pada 7 Oktober 2024. Dikutip BRIN, draconid merupakan hujan meteor kecil yang menghasilkan sekitar 10 meteor per jam. Peristiwa yang terjadi tidak biasa karena terjadi pada malam dan membuat pemandangan langit yang indah.

Dilansir detikNews, peristiwa ini terjadi ketika objek langit meteoroid terbakar saat memasuki atmosfer bumi. Fase aktif akan mulai berlangsung antara tanggal 6 sampai 10 Oktober 2024 dan puncaknya diprediksi pada 7 atau 8 Oktober.

Terjadinya draconid karena bumi yang melewati puing-puing atau sejenis bongkahan es dan batu tertinggal oleh komet 21P/Giacobini-Zinner ketika melintasi dari tata surya dan melintasi bumi setiap 6,6 tahun sekali.

Beberapa tahun silam, draconid tampak tenang dan hanya menghasilkan sedikit meteor serta tidak ada letusan aktivitas yang berdampak. Kondisi ini bertolak belakang dengan draconid pada abad ke-20 di tahun 1933 dan 1946 yang menghasilkan hujan meteor paling mengesankan.

Untuk berburu meteor perlu memperhatikan iluminasi bulan, puncak kejadian, serta rasi bintang di dekat radian. Pilihlah tempat yang gelap dan berpandangan luas (tidak ada bangunan tinggi) seperti pegunungan atau pantai.

Kesempatan melihat hujan meteor bisa dilakukan dengan bersantai sambil mendirikan tenda. Sebab, fenomena ini bisa dilihat secara jelas tanpa bantuan apapun.

3. Bulan Purnama atau Hunter Moon

Bulan Purnama atau Hunter Moon terjadi pada 17 Oktober 2024. Fenomena ini terjadi karena bulan berada di sisi berlawanan dari bumi karena matahari dan bayangannya akan diterangi secara penuh.

Ketika bulan bergerak dari satu cakrawala menjelang matahari terbenam, bentuknya akan terlihat lebih besar dan jingga. Di bulan Oktober, hunter moon mengorbit lebih dekat dari bumi daripada purnama lainnya.

Hal ini yang menjadikannya salah satu fenomena dari empat Supermoon pada tahun 2024. Supermoon sendiri merupakan fenomena yang terjadi ketika bulan purnama berada lebih dekat dari bumi sehingga bulan tampak lebih terang dari permukaan bumi.

Istilah Hunter Moon dikenal sebagai bulan purnama pemburu yang dipercaya sebagai sinyal bagi pemburu untuk menghadapi musim dingin untuk berangkat berburu. Masa ini menjadi keuntungan bagi pemburu karena hewan liar mulai menggemukkan tubuh untuk persiapan musim dingin.

Fenomena Hunter Moon tidak melintas di wilayah Indonesia. Namun, bagi yang ingin melihat dan mengabadikan momen langka ini bisa mempertimbangkan untuk mendatangi lokasi hunter moon 17 Oktober nanti.

4. Hujan Meteor Orionid

Fenomena terakhir yakni Hujan Meteor Orionid yang terjadi pada 21-22 Oktober 2024. Orion atau Orionid dikenal sebagai hujan meteor dengan intensitas rata-rata menghasilkan 20 meteor per jam pada saat puncak.

Hal itu terjadi karena Komet 1P Halley atau Komet Halley meninggalkan jejak debu yang menjadi sumber dari hujan meteor yang memancarkan intensitas maksimum dari dekat rasi Orionid. Orionid melesat dengan kecepatan 41 mil atau 66 kilometer per detik. Hanya 3 mil per detik lebih lambat dari kecepatan Leonid.

Lokasi untuk melihat Hujan Meteor Orionid bisa dilakukan di Belahan Bumi Utara dan Selatan. Apabila kondisi cuaca memungkinkan atau cerah akan tampak pemandangan hujan meteor yang menghiasi langit malam. Waktu terbaiknya saat tengah malam dan fajar saat radian hujan meteor dan konstelasi orion berada tinggi di langit.

Fase aktifnya sudah berlangsung sejak 26 September hingga 22 November 2024 nanti. Puncaknya terjadi di bulan Oktober pada tanggal 21 sampai 22 antara tengah malam hingga waktu fajar. Pengamatan Orionid tidak bagus karena tahun ini bulan akan diterangi 79% pada saat puncaknya.

Demikian ulasan mengenai 4 fenomena langit di bulan Oktober 2024. Semoga bermanfaat ya detikers!




(sun/mud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads