Peristiwa jenazah diangkut pakai sepeda motor oleh pihak keluarga menghebohkan media sosial. Jenazah terpaksa diangkut pakai motor karena tak dipinjamkan ambulans.
Jenazah tersebut diambil dari Puskesmas Cempae, Kota Parepare, Sulawesi Selatan. Pihak Puskesmas Cempae saat itu tidak bisa meminjamkan ambulans karena alasan melanggar SOP.
"Iya, ada (mobil ambulans di Puskesmas Cempae yang standby) tetapi saya jelaskan bahwa kalau sesuai SOP, setiap pasien yang meninggal kita harus menghubungi call center," kata Kepala Puskesmas Cempae Muhammad Jufri kepada detikSulsel, Rabu (25/9/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jufri menjelaskan pihaknya sebenarnya sempat memberikan pengecualian agar ambulans milik Puskesmas Cempae dipakai mengantar jenazah anak ke rumah duka, meskipun melanggar SOP. Namun dari petugas puskesmas mengaku telah menelepon call center untuk membawa ambulans jenazah.
"Untuk kejadian kemarin secara pribadi saya sudah menyampaikan untuk memakai (ambulans Puskesmas Cempae) tetapi ternyata di UGD itu teman yang bertugas mengaku sudah menghubungi call center jadi kita tunggu itu saja (ambulans dari call center). Di luar konteks dan kondisional sebenarnya sudah siap. Ambulans (Puskesmas Cempae) sudah siap mi," ujarnya.
Dia juga menegaskan pada dasarnya mobil ambulans dari call center datang tidak terlalu lama, namun terhalang iring-iringan massa dari calon wali kota dan wali kota yang telah menghadiri pencabutan nomor urut. Pihak keluarga korban yang telanjur membawa jenazah keluar, kemudian berinisiatif membawa pulang jenazah memakai motor.
"Kasus yang kemarin terjadi sebenarnya pihak keluarga menunggu untuk kedatangan (ambulans) dari call center. Itu mi crowded pada saat iring-iringan. Ada mi dari luar sudah datang ambulans. Ini sementara posisi menunggu sebab sudah ditelepon call center karena kami pikir jaraknya dekat ji," jelasnya.
"Akhirnya terlanjur dibawa keluar jenazah ternyata belum mobil call center datang dan akhirnya keluarga sudah tidak mengembalikan lagi dan muncul lah ide membawa sendiri," tambahnya.
Sementara itu, Lurah Watang Soreang Hikmayani Sulaeman mengaku telah memfasilitasi keluarga korban dan pihak Puskesmas Cempae. Dia dan Kepala Puskesmas Cempae sudah berkunjung ke rumah keluarga jenazah memberi penjelasan dan permohonan maaf.
"Ada kesalahpahaman. Saya dan Pak Kapus sudah datang beri penjelasan dan minta maaf. Alhamdulillah keluarga sudah terima," jelasnya.
Hikmayani menjelaskan jarak rumah duka dan Puskesmas Cempae tidak terlalu jauh yakni hanya sekitar 100 meter. Makanya pihak keluarga memilih untuk memulangkan memakai motor daripada menunggu ambulans datang.
"Jarak rumah korban dan Puskesmas Cempae itu sekitar 100 meter. Makanya mungkin ini warga inisiatif bawa pakai motor daripada lama menunggu ambulans datang," paparnya.
(mud/mud)