Puja-Puji Antara Prabowo dan Jokowi di Rapimnas Gerindra, Ini Analisis PPI

Nasional

Puja-Puji Antara Prabowo dan Jokowi di Rapimnas Gerindra, Ini Analisis PPI

Tiara Aliya Azzahra - detikSumbagsel
Senin, 02 Sep 2024 11:00 WIB
Presiden Jokowi dan Presiden terpilih Prabowo Subianto
Foto: YouTube Gerindra
Jakarta -

Dalam penutupan Rapimnas Gerindra, Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saling memberikan pujian. Hal itu dipandang oleh Parameter Politik Indonesia (PPI) sebagai penegasan bahwa hubungan keduanya baik-baik saja dan tidak retak.

Direktur PPI Adi Prayitno mengatakan sikap Jokowi dan Prabowo ini terlihat sengaja disampaikan untuk menegaskan hubungan keduanya yang masih terjalin baik.

"Saya kira itu untuk mengamputasi tudingan-tudingan bahwa hubungan Jokowi dan Prabowo renggang. Itu tentu disampaikan sengaja sebagai penegasan bahwa Jokowi dan Prabowo baik-baik saja," kata Adi pada Minggu (1/9/2024), dilansir detikNews.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prabowo banyak menyanjung Jokowi dalam sambutannya. Salah satunya dengan menyebut dirinya belajar politik dengan orang Solo. Adi menilai hal itu menunjukkan anggapan Prabowo bahwa Jokowi merupakan aktor politik mumpuni dan tak ada duanya.

"Itu kan menunjukkan betapa pujian Prabowo setinggi langit ke Pak Jokowi bahwa Jokowi itu adalah seorang aktor politik yang tak ada duanya di negara ini. Termasuk misalnya Jokowi dipuji sebagai pemimpin yang punya sikap negarawan karena sebagai pemenang mengajak Prabowo berkoalisi dan sebagainya," terangnya.

ADVERTISEMENT

Sebagai timbal balik, Jokowi juga memuji Prabowo sebagai sosok pemimpin tegas. Menurut Adi, upaya ini dilakukan Jokowi untuk menampilkan keharmonisan di atas panggung. Apa yang terjadi di belakang panggung berusaha ditutupi untuk meredam kegaduhan selama masa transisi.

"Bagi saya itu konteksnya, minimal di panggung depan Prabowo ingin tegaskan dia dan Jokowi tak ada masalah apa pun. Persoalan di panggung belakang ada keretakan, ada hubungan mulai tidak harmonis, misal hubungan yang mulai mengeras tentu sengaja ditutup-tutupi supaya dalam transisi masa peralihan pemimpin dari Jokowi dan Prabowo terhindar dari kegaduhan tidak produktif," jelas Adi.




(des/des)


Hide Ads