DISCLAIMER: Informasi berikut ini tidak ditujukan untuk menginspirasi siapapun melakukan tindakan serupa. Bila Anda merasakan gejala depresi dengan kecenderungan berupa pemikiran untuk bunuh diri, segera konsultasikan persoalan Anda ke pihak-pihak yang dapat membantu, seperti psikolog, psikiater, ataupun klinik kesehatan mental terdekat.
Seorang wanita di Jembrana, Bali, berinisial UH (31) tewas dengan luka bakar serius di sekujur tubuhnya. Ia diduga membakar dirinya sendiri karena mengalami baby blues atau gangguan psikologis setelah melahirkan anak ketiganya.
Dilansir detikBali, peristiwa itu terjadi pada Minggu siang (25/8/2024) sekitar 13.30 Wita.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kejadiannya itu siang. Adik korban yang masih berusia 10 tahun mendengar suara teriakan korban, kemudian saat didekati korban sudah terbakar api," ungkap salah seorang tetangga korban, Mudiana, saat ditemui detikBali, Minggu (25/8/2024).
Warga mencoba membantu untuk memadamkan api yang melahap tubuh korban. Diduga UH menggunakan bensin untuk membakar dirinya sehingga korban tidak bisa diselamatkan.
"Ditemukan kayu bakar di sebelah rumah korban. Ada tercium bau bensin di TKP, kemungkinan itu yang digunakan untuk membakar dirinya," imbuh wanita 48 tahun ini.
Sementara itu, Kelian Banjar Munduk Asem, Desa Cupel, Utlubi, membenarkan kejadian tersebut.
"Adiknya yang pertama melihat, kemudian berteriak minta tolong pada tetangga," ujar Utlubi.
Wanita tersebut diduga mengalami depresi pascamelahirkan atau yang dikenal dengan istilah baby blues. UH diketahui memiliki tiga anak, termasuk seorang bayi berusia dua bulan.
"Orangnya seperti mengalami baby blues sejak melahirkan anak terakhir ini, kalau masalah keluarga kami tidak bisa menjelaskan hal tersebut," jelasnya.
Selama ini, kata dia, UH tinggal bersama suami dan ibunya. Namun, nyawa korban tidak tertolong dan UH meninggal di lokasi kejadian akibat luka bakar yang sangat serius.
"Jenazah UH sempat hendak dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan lebih lanjut, namun pihak keluarga meminta agar jenazah tetap di rumah tanpa dilakukan autopsi," tutupnya.
(dai/dai)