Petani di Kalurahan Sendangmulyo, Minggir, Sleman benar-benar terdampak serangan hama tikus. Bahkan di tahun ini, para petani di wilayah tersebut sudah 2 kali gagal panen. Karenanya, Lurah Sendangmulyo, Budi Santoso menginisiasi strategi pengentasan masalah tersebut dengan lomba menembak tikus.
Dilansir detikJogja, para petani setempat sudah melakukan berbagai upaya untuk mengatasi serangan hama tikus. Budi menyebut serangan hama tikus sudah terlihat sejak awal musim tanam tahun ini.
Serangan tikus berlangsung masif setidaknya di 4 padukuhan di wilayahnya. Mulai dari Padukuhan Prapak Wetan, Prapak Wetan, Dondongan dan Padukuhan Mergan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Benar-benar tidak panen, tahun ini sudah 2 kali masa tanam gagal panen semua. Idealnya per 2000 meter itu paling tidak mendapatkan 6 sampai 8 kuintal, tinggal kalikan saja 150 sampai 200 hektare. Ini cuma dapat 1 kuintal, semua petani merugi, pada intinya merugi," jelasnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Minggu (25/8/2024).
"Hama tikus terlihat sejak tahun ini penanaman pertama, itu sudah banyak. Sebelumnya tahun lalu masih terkendali. Sisi tengah kosong sawah rusak parah, tinggal pinggir malah kena wereng," imbuhnya.
Ia menjelaskan upaya pembasmian tikus sudah dilakukan berulang kali. Mulai dari gerakan gropyok tikus pada pagi dan siang hari. Terbaru adalah berburu tikus pada malam hari yang dikemas dalam sebuah lomba bertajuk Lomba Menembak Tikus Sawah.
Lomba digelar pada Sabtu malam hingga Minggu dini hari. Fokusnya adalah persawahan di wilayah 4 Padukuhan di Kalurahan Sendangmulyo. Total ada 45 penembak yang berasal dari sejumlah daerah untuk ikut dalam lomba ini.
"Gropyok tikus sudah tapi ternyata masih tinggi populasinya. Lalu adakan lomba menembak tikus. Pesertanya banyak sekali dari luar daerah Sleman yang ikut berburu tadi malam. Ada yang dari Pandak Bantul, Pengasih, Dekso, Kalibawang Kulon Progo, dari Godean juga," ujarnya.
Lomba menembak tikus diawali dari pukul 21.00 WIB, Sabtu (24/8) hingga pukul 01.00 WIB, Minggu (25/8) dini hari. Puluhan penembak ini berhasil mendapatkan setidaknya 600 ekor tikus. Penembak terbanyak mendapatkan hadiah berupa unggas entok dan uang pembinaan.
"Semalam itu sampai jam 01.00 malam dapat 600 ekor tikus. Kita pilih malam karena tikus itu keluarnya malam cari makan. Hadiahnya itu sifatnya hiburan karena masyarakat ternyata antusias juga untuk berburu hama tikus," katanya.
Budi menjelaskan akan mengadakan kegiatan serupa bulan depan dan hal ini akan menjadikan lomba ini sebagai program pemberantasan hama tikus. Selain efektif juga dapat menyalurkan hobi para penembak.
"Mungkin bulan depan ada lagi, karena ternyata antusiasme masyarakat dan pemburu yang ingin ikut tinggi," ujarnya.
Sementara untuk tikus yang didapatkan, telah dimusnahkan. Pihaknya melakukan pemusnahan dengan penimbunan tanah untuk menghindari bau tak sedap jika dimusnahkan dalam ruang terbuka.
"Untuk bangkai tikusnya tidak kita bakar, ditimbun dikubur dalam tanah agar lebih aman," katanya.
(dai/dai)