Surplus Beras 5 Juta Ton, Wamentan Target Tutup Keran Impor 2025

Sumatera Selatan

Surplus Beras 5 Juta Ton, Wamentan Target Tutup Keran Impor 2025

A Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Kamis, 22 Agu 2024 20:20 WIB
Wamentan Sudaryono paparkan Opla Sumsel di Kodam II Sriwijaya.
Foto: Wamentan Sudaryono paparkan Opla Sumsel di Kodam II Sriwijaya. (A Reiza Pahlevi)
Palembang -

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menargetkan keran impor beras ditutup pada 2025 mendatang. Akan ada surplus 5 juta ton yang dihasilkan dari optimasi lahan (Opla) rawa di sejumlah daerah yang ditarget tuntas tahun ini.

"Dengan bertambahnya area tanam melalui Opla rawa, 2025 nanti kita bisa surplus 5 juta ton karena otomatis produksi kita bertambah. Dengan begitu kita bisa berani tutup keran impor," ujar Sudaryono saat Kunker di Palembang, Kamis (22/8/2024).

Wamentan menjelaskan, luas lahan persawahan secara nasional mencapai 11 juta hektare. Dari luasan itu, produksi beras yang dihasilkan mencapai 31 jutaan ton. Terjadi surplus 500 ribu ton pada 2023 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara untuk penambahan Opla mencapai 1,7 juta hektare, maka total lahan produksi menjadi 12,7 juta hektare. Dari 1,7 juta ton itu, diharapkan bisa ada tambaham 5 juta ton sehingga secara keseluruhan produksi beras menjadi 36 juta ton.

"Untuk makan (kebutuhan masyarakat) hanya 30 juta koma sekian ton, produksi kita 31 juta koma sekian ton. Ada surplus sekitar 500 ribu ton. Makanya, kalau ada tambahan 5 juta ton maka tahun depan kita tidak impor karena ada 5,5 juta ton. Jika pun ada impor, diperkirakan akan kecil sekali jumlahnya," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Wilayah Sumsel menjadi salah satu daerah yang terluas dalam Opla rawa, mencapai 72.993 hektare. Katanya, pengerjaan konstruksi untuk irigasi, pompanisasi dan sebagainya ke area Opla itu tengah dikejar pembangunannya. Dia menargetkan konstruksi bisa selesai pada September nanti, karena Oktober sudah memasuki musim penghujan.

"Perluasan area tanam di Sumsel ditargetkan selesai pertengahan September mendatang karena Oktober sudah masuk musim penghujan informasi dari BMKG, " jelasnya.

Dia menyebut, lahan rawa berbeda dengan lahan biasa. Untuk lahan rawa, penanaman padi dilakukan ketika musim kemarau tiba sebab saat musim penghujan lahan itu terendam air.

Dalam laporan yang disampaikan Kementan, Opla di Sumsel sudah mencapai 19.525 hektare dari target 72.993 hektare. Opla di Sumsel dilakukan di 5 kabupaten, yakni OKI 51.762 hektare, Banyuasin 12 ribu hektare, OKU Timur 5 ribu hektare, Muara Enim 2.400 hektare dan Ogan Ilir 1.831 hektare.

Untuk pompanisasi lahan, dari target 22.680 hektare, sudah tercapai 51.728 hektare. Sedangkan untuk tumpang sisip (Tusip) Padi Gogo, dari 27.440 hektare, baru tercapai 1.388 hektare.

Sementara Pangdam II Sriwijaya Mayjen M Naudi Nurdika mengatakan, Opla yang dilakukan untuk memperkuat pangan secara nasional, termasuk di Sumsel. Dia juga menyampaikan laporan capaian konstruksi Opla di 5 provinsi yang menjadi naungan Kodam II Sriwijaya.

Di Sumsel, dari 72.993 hektare sudah tercapai konstruksi 36.652 hektare. Kemudian 5.300 hektare di antaranya belum kontrak, 7.029 hektare menunggu panen di 30 desa dan 2.639 hektare lahan banjir di 7 desa yang baru dikerjakan konstruksi Agustus.

"Kemudian di Jambi dari target 14.874 hektare tercapai 4.585,91 hektare (TNI) dan 11.288,09 hektare (Distan/PU) atau 100%. Lampung dari target 28.202 hektare selesai 100% dan Bangka Belitung target 10.205 hektare selesai 100%," jelasnya.




(dai/dai)


Hide Ads