Pramuka adalah singkatan dari Praja Muda Karana yang dilambangkan dengan tunas kelapa. Lambang Pramuka tersebut mempunyai makna yang terdiri atas 6 poin.
Makna atau arti tunas kelapa sebagai lambang Pramuka tertuang dalam SK Kwarnas Nomor 06/KN/72 tentang Lambang Pramuka. Pencipta lambang tersebut adalah Sunardjo Atmodipuro, seorang andalan nasional dan pembina Pramuka sekaligus pegawai Departemen Pertanian.
Pencipta lambang Pramuka lahir pada 29 Februari 10903 di Blora dan meninggal dunia pada 31 Mei 1979. Inilah 6 makna tunas kelapa sebagai lambang Pramuka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
6 Makna Tunas Kelapa Sebagai Lambang Pramuka
- Satu: Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia. Artinya. penduduk asli yang pertama dan menurunkan generasi baru. Jadi, lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa tiap pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
- Dua: Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rohani dan jasmani sehat, kuat, dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan hidup dan menempuh segala ujian serta kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
- Tiga: nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan diri dengan keadaan sekeliling. Lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat di mana pun berada dan dengan kondisi apapun.
- Empat: Nyiur bertumbuh menjulang ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia.
- Lima: Akar nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan bahwa tekad dan keyakinan tiap Pramuka berpegang kepada dasar dan landasan yang baik, benar, kuat dan nyata. Ialah tekad dan keyakinan yang dipakai oleh Pramuka untuk memperkuat diri guna mencapai cita-cita.
- Enam: Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung hingga akarnya. Lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri serta kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia serta umat manusia.
Sejarah Pramuka dari Masa ke Masa
Dikutip Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jawa Timur, Pramuka atau kepanduan di Indonesia sudah ada sejak tahun 1923. Kemunculannya ditandai dengan didirikan Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung. Pada tahun yang sama juga didirikan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) di Jakarta.
Kedua organisasi tersebut menjadi cikal bakal kepanduan di Indonesia yang kemudian meleburkan diri menjadi Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bangung pada tahun 1926.
- Pramuka Pada Masa Hindia Belanda
Terjadi persatuan berbagai organisasi kepanduan Indonesia dengan membentuk Persaudaraan Antara Pandu Indonesia (PAPI). PAPI merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.
Namun sayang, federasi tersebut tidak bertahan lama karena adanya fusi. Alhasil, pada tahun 1930 berdiri Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis tokoh dari Jong Java Padvinders atau Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS.
PAPI berubah menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938. Antara tahun 1928-1935 muncul berbagai gerakan kepanduan Indonesia baik yang berprinsip kebangsaan ataupun keagamaan.
Untuk menjadi jembatan kesatuan dan persatuan, BPPKI merencanakan All Indonesia Jamboree. Wacana tersebut mengalami perubahan dari segi waktu dan nama kegiatan. Hingga akhirnya disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem (Perkino) yang dilaksanakan pada 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.
- Pramuka Masa Perang Dunia II
Pada masa tentara Jepang berhasil membuat Belanda angkat kaki dari Indonesia terjadi pelarangan organisasi kepanduan untuk berdiri. Tekad pemuda Indonesia tak pernah henti dan berupaya menyelenggarakan Perkino II. Semangat kepanduan semakin menyala di dada setiap anggotanya.
Saat itu, Pramuka dianggap sebagai organisasi yang menjunjung tinggi nilai persatuan. Prinsip yang dipegang pemuda Indonesia membuat bangsa Jepang bersikeras tidak mengizinkan Pramuka di Indonesia.
- Pramuka Masa Republik Indonesia
Satu bulan usai proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, sejumlah tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia dan mengadakan Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia.
Kongres dilaksanakan pada 27-29 Desember 1945 di Surakarta. Hasilnya dibentuk Pandu Rakyat Indonesia Perkumpulan tersebut mendapat dukungan dari berbagai tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti". Akhirnya, pemerintah RI mengaku satu-satunya organisasi kepanduan yang ditetapkan melalui Keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No. 93/Bag. A pada 1 Februari 1947.
Pandu Rakyat Indonesia mengalami masa sulit karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948, ketika diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur, Jakarta, Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto dengan senjata.
Soeprapto gugur sebagai martir gerakan kepanduan di Indonesia. Sejak saat itu, Pandu Rakyat Indonesia dilarang untuk berdiri. Kondisi tersebut membuat pemuda memutar otak dan membentuk perkumpulan lain dengan nama Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Masa perjuangan bersenjata terus terjadi hingga akhirnya berakhir. Pertahanan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan sekuat tenaga. Pada waktu itu pula Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.
- Lahirnya Gerakan Pramuka
Tahun pasti lahirnya gerakan Pramuka adalah 1961. Terdapat sejumlah peristiwa yang saling berkaitan dan mengawali lahirnya gerakan Pramuka. Berikut ini penjelasannya:
1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan di Indonesia pada 9 Maret 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai Hari Tunas Gerakan Pramuka.
2. Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan bahwa gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan dengan tugas menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia.
Dilakukan juga pengesahan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka sebagai pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Pada 20 Mei disebut sebagai Hari Permulaan Tahun Kerja.
3. Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam gerakan Pramuka yang dilakukan pada 30 Juli 1961. Peristiwa ini disebut dengan Hari Ikrar Gerakan Pramuka.
4. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara serta penganugerahan Panji-panji Gerakan Pramuka pada 14 Agustus 1961.
5. Selain pelantikan pengurus gerakan Pramuka, pada 14 Agustus 1961 juga dilakukan defile Pramuka.
Demikian penjelasan lengkap mengenai lambang pramuka tunas kelapa serta makna yang tersirat. Selamat Hari Pramuka 14 Agustus 2024.
(csb/csb)