Sebanyak 44 warga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum, diduga karena mabuk kecubung. Dua di antaranya meninggal dunia.
Kasi Humas dan Informasi RSJ Sambang Lihum, Budi Harmanto mengatakan, para pasien tersebut mulai masuk ke rumah sakit pada Jumat (5/7) lalu. Kata dia, 9 pasien menjalani rawat jalan, sementara lainnya rawat inap.
"Update per hari ini (Kamis) itu sekitar 44 pasien, kemudian terdata sementara wanita ada 3 orang dan sampai detik ini ada dua yang meninggal, mudah-mudahan tidak terdampak lagi," katanya, kepada detikcom, Kamis (11/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka masuk mulai berdatangan dari hari Jumat, dan sampai hari ini ada 44 pasien itu kisaran umur dari 20 sampai 55 tahun. 9 orang rawat jalan, sisanya rawat inap," sambungnya.
Kata dia, pasien yang dirawat semuanya mengalami halusinasi hebat. Sehingga, sambungnya, dokter yang menangani memberikan obat penenang.
"Makanya karena tingkat dosis masing-masing berbeda jadi ada yang tidak sadarkan diri, ada yang meninggal, ada yang masih sadar tapi meracau (berbicara sendiri), jadi dari dokter memberikan obat penenang," jelasnya.
Terkait adanya dugaan pencampuran kecubung dengan zat lain, Budi enggan memberikan penjelasan. Namun, dia menduga memang ada beberapa pasien mencampur kecubung dengan obat-obatan hingga minuman keras.
"Informasi dari dokter, memang ada unsur kimia, tapi untuk lebih lanjut pihak berwenang," katanya.
Saat ini, kata Budi, pihaknya masih fokus menangani para pasien tersebut. Sejauh ini, lanjutnya, para pasien belum bisa dimintai keterangan karena kondisinya belum stabil.
"Kalau autopsi itu ranah polisi ya, tapi sebagian masih belum bisa ditanya-tanya karena masih belum sadar, karena butuh 3 hari untuk pemulihan fisik, sementara kejiwaan butuh 2 minggu. Jadi itu dari polisi ya, supaya kita sama-sama tahu dari mana mereka mendapatkan kecubung itu," ungkapnya.
(csb/csb)