Tradisi Mandi Kasai 'Pengantin Baru' yang Hampir Punah

Sumatera Selatan

Tradisi Mandi Kasai 'Pengantin Baru' yang Hampir Punah

Muhammad Rizky Pratama - detikSumbagsel
Sabtu, 06 Jul 2024 19:30 WIB
Tradisi mandi kasai di Lubuklinggau yang hampir punah
Tradisi mandi kasai di Lubuklinggau yang hampir punah (Foto: Istimewa)
Lubuklinggau -

Mandi Kasai turun temurun menjadi tradisi bagi pengantin baru di Lubuklinggu. Pasangan itu dimandikan di sungai oleh sanak keluarga serta ketua adat. Namun, tradisi unik ini sudah jarang dijumpai bahkan hampir punah.

Acara ini sendiri dimulai dengan membawa pasangan pengantin dengan cara diarak menggunakan tandu yang berbentuk angsa bernama Joli Jempano dan ditandu oleh kerabat serta teman-teman pasangan pengantin tersebut menuju ke sungai.

Arak-arakan tersebut disertai juga dengan musik gong atau rebana serta sorak-sorakan dari sanak keluarga dan teman-teman pengantin. Sesekali tandu tersebut akan diputar beberapa kali sebelum akhirnya sampai di Sungai Kelingi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengantin baru diarak dalam rangkaian tradisi mandi kasaiPengantin baru diarak dalam rangkaian tradisi mandi kasai Foto: Irawan

Tokoh adat atau budayawan Lubuklinggau bernama Asman mengatakan adat mandi kasai merupakan proses memandikan pasangan pengantin yang sudah melakukan acara akad dan resepsi pernikahan.

"Mandi kasai ini adalah mandi pengantin yang dilaksanakan usai acara pernikahan. Jadi setelah acara persedekahan sudah selesai diadakan prosesi ini dimana maknanya melepas masa lajangnya. Jadi tidak ada lagi kegiatan saat masa lajang dia ketika sudah menikah," katanya, Sabtu (6/7/2024).

ADVERTISEMENT

Asman juga menjelaskan makna mandi kasai bermakna membersihkan dan mempersiapkan diri pasangan pengantin layaknya bekal mereka sebelum memasuki masa rumah tangga ke depannya.

"Yang membersihkan (memandikan) itu sanak keluarga dan ketua adat. Kemudian diharapkan usai proses ini mereka akan selamat sejahtera dan sampai akhir hayatnya tetap setia," ungkapnya.

Asman mengatakan adat mandi kasai ini merupakan tradisi khas Lubuklinggau yang sudah dilaksanakan sejak zaman penjajahan belanda secara turun - temurun hingga sekarang.

"Terkhusus untuk keluarga pak Samsuhar, setiap keluarganya yang menikah mereka akan melaksanakan adat ini karena mereka merupakan keturunan asli daerah Lubuklinggau," bebernya.

Adat mandi kasai sendiri merupakan tradisi yang sudah hampir punah dikarenakan jarangnya pengantin yang mau melaksanakannya lantaran biayanya yang mahal.

"Yang membawakan acara ini kan harus orang tertentu seperti pelara (dukun) dan pelara ini sudah sangat jarang ada di kota Lubuklinggau ini jadi sudah jarang ada yang mengadakan adat ini lagi," jelasnya.

Asman berharap generasi muda di Lubuklinggau mau melestarikan adat mandi kasai agar tradisi ini tidak punah ke depannya.

"Harapannya tradisi ini diketahui oleh generasi muda dan kalo bisa mereka mewarisi juga adat ini agar mandi kasai ini tetap ada dan bisa dibawakan ke generasi-generasi berikutnya," harapnya.




(mud/mud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads