Studi Politik Indoprakarsa Network melakukan survei kalangan muda untuk Pilkada Muara Enim, Sumatera Selatam. Hasilnya, sebanyak 91,6% menyatakan akan ambil bagian di Pilkada. Hal ini bisa menjadi perhatian Paslon yang bertarung di Pilkada Muara Enim.
Direktur Studi Politik Indoprakarsa Network, Arrahman Syafebri mengatakan, 91,6% responden yang seluruhnya merupakan anak muda (Gen Z) menyatakan akan berpartisipasi di Pilkada Muara Enim 2024.
"Ada 3 karakter utama yang diinginkan dari pemimpin Muara Enim oleh Gen Z. Jujur dan tidak korupsi 32,8%, merakyat dan sederhana 17,8% serta tegas dan berwibawa 12,4%," ujar Arrahman dalam keterangan resminya, Senin (1/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Arrahman mengatakan hasil survei ini 36,6% pemilih Gen Z mengharapkan calon bupati merupakan putra daerah. Kemudian 24,4% menekankan pentingnya rekam jejak baik dan 19,4% ingin calon bersih dari masalah hukum.
"Putra daerah dianggap lebih memahami permasalahan lokal, faktor kedekatan emosional serta komitmen yang kuat untuk membangun daerah," katanya.
Keinginan itu diperkuat dengan pertanyaan setuju atau tidaknya jika calon bupati merupakan putra daerah. 78,3% pemilih Gen Z setuju latar belakang putra daerah menjadi prasyarat penting. Tiga nama yang paling dikenal di kalangan Gen Z adalah Ahmad Rizali 83,4%, Nurul Aman 81,1% dan Edwin Mauladi 79,4%.
Sementara untuk elektabilitas dengan simulasi 7 nama, hasilnya Ahmad Rizali 18,6%, Syamsul Bahri 14,3%, Edwin Mauladi 13,9% dan Ahmad Usmarwi Kaffah 13,3%. Kemudian Nurul Aman 11,4 %, Ramlan Holdan 8,7% dan Nasrun Umar 7,9%.
"Sementara simulasi pasangan, 3 nama yang paling diminati adalah Edwin Mauladi-Syuryadi 35,7%, Edwin Mauladi-Lia Anggraini 15,1% dan Edwin Mauladi-Shinta Paramita 11,2%," ungkapnya.
Ia menyebut, hasil itu menggambarkan keinginan kuat Gen Z Muara Enim untuk memiliki pemimpin jujur, bersih dan berintegritas.
"Ini menunjukkan generasi muda semakin kritis dan selektif dalam memilih pemimpin yang akan membawa perubahan positif bagi daerah mereka," tambahnya.
Menurutnya, pemilihan 250 mahasiswa Muara Enim dari berbagai kampus sebagai objek survei didasari karena mereka memiliki tingkat kesadaran politik lebih tinggi dibanding kelompok lain. Mahasiswa dari usia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dianggap cenderung lebih aktif ikuti perkembangan politik dan kritis terhadap isu.
Mereka juga dianggap sebagai agen perubahan masyarakat. Sehingga, pandangan dan preferensi mereka mencerminkan aspirasi untuk perubahan dalam kepemimpinan daerah.
"Mereka lebih peka terhadap isu masyarakat dan pemerintahan. Begitupun dari jumlah suara, mereka memiliki peran penting untuk mendongkrak suara para kandidat," ungkapnya.
Penarikan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling menggunakan teknik snowball sampling, terdiri dari 108 perempuan dan 142 laki-laki. Survei berlangsung dari 25-30 Juni 2024.
Sementara Pengamat Politik M Haekal Al Haffafah mengingatkan pentingnya peran anak muda di Pilkada. Hal ini tak lepas dari keinginan untuk juga diakomodir dalam kemajuan daerah. Dari data BPS, dari 640 ribu warga Muara Enim, 150 ribu-200 ribu jiwa adalah anak muda.
"Apa yang diinginkan anak muda Muara Enim relevan dengan kondisi saat ini. Kondisi sumber daya alam tidak bisa dikelola maksimal dan mereka merasa tak dilibatkan secara langsung," katanya.
(dai/dai)