Sebanyak 12 kepala daerah (kades) di Prabumulih, Sumatera Selatan, membeli kendaraan operasional jenis Rush. Kendaraan itu dibeli dengan menggunakan dana desa.
Menurut Pengamat Politik Sumsel, Haekal Al Haffafah, para kepala desa di Prabumulih, yang mebeli mobil dengan alasan kendaraan operasional dan upaya membantu masyarakat dinilai tak memiliki sense of crisis.
"Tidak punya sense of crisis di tengah daya beli masyarakat yang sedang menurun, ekonomi nasional yang sedang diuji, angka kemiskinan di Prabumulih masih berada dalam katagori tinggi," ujarnya saat dikonfirmasi, Minggu (30/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kata dia, anggaran dana desa seharusnya dibelanjakan untuk kepentingan masyarakat. Seperti untuk infrastruktur, pemberdayaan ekonomi dan lainnya.
"Anehnya masih bisa berpikir untuk menganggarkan fasilitas mobil dinas, yang kalau kita teliti muatan kepentingan personal lebih terlihat dibanding muatan kepentingan publik," jelas Dosen FISIP Unsri ini.
Menurutnya, sekalipun ada aturan yang memperbolehkan, tetap dipandang tidak etis pembelian kendaraan tersebut. Jika didiamkan, ini akan berpola dan menjadi contoh yang tidak baik bagi daerah lain.
Para Kades akan berbondong-bondong membeli kendaraan dengan alasan operasional dan diklaim untuk kepentingan masyarakat.
Terlebih, tahun ini akan digelar pilkada serentak dan Prabumulih salah satu yang melaksanakan. Bisa saja publik menilai pelantikan yang dibarengi dengan pembelian mobil dinas merupakan upaya untuk menjaga dukungan mobilisasi politik menjelang pilkada.
"Pertanyaan lebih lanjut misalnya? Apa prestasinya? Nilai 1 unit mobil hampir Rp 300 juta. Itu bisa masuk kategori mobil mewah, kalau kemudian Pj Wali Kota Prabumulih nggak punya sense of crisis, Mendagri nggak boleh diam, harus ada evaluasi," ungkapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas PMD Prabumulih, Fauzan Akmal membenarkan adanya pembelian 12 kendaraan tersebut, dia mengatakan pembelian kendaraan tersebut menggunakan anggaran dana desa.
"Per kendaraan operasional, dibeli dengan anggaran Rp 284 juta dan keseluruhan kendaraan tersebut kurang lebih Rp 3 miliaran, dana desa yang dikeluarkan bukan dari keseluruhan melainkan dari masing-masing desa," katanya kepada detikSumbagsel, Sabtu (29/6/2024).
Fauzan mengatakan mobil tersebut nanti digunakan untuk operasional desa dan membantu masyarakat yang membutuhkan.
"Mobil itu siapapun bisa menggunakannya untuk membantu operasional desa dan membantu masyarakat desa," ungkapnya
(csb/csb)