Mengulik Tradisi Maanta di Jambi saat Perayaan Idul Adha

Jambi

Mengulik Tradisi Maanta di Jambi saat Perayaan Idul Adha

Bagus Nugroho - detikSumbagsel
Minggu, 16 Jun 2024 22:29 WIB
Ilustrasi Idul Adha
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/sofirinaja)
Jakarta -

Tradisi Maanta di Jambi merupakan tradisi pengantaran rantang makanan ke rumah sanak saudara. Tradisi ini biasa dilakukan saat menjelang Idul Fitri, Idul Adha, pengajian dan saat merayakan sesuatu.

Tradisi ini merupakan tradisi yang masih dipertahankan oleh masyarakat Jambi dan akan diwariskan dari generasi ke generasi. Tradisi ini memiliki keunikannya sendiri sebab rantang yang diterima tidak boleh dikembalikan dalam keadaan kosong.

Penasaran? berikut detikSumbagsel rangkum informasi mengenai tradisi Maanta di Jambi. Simak yuk!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sekilas tentang Jambi Seberang

Tradisi Maanta berasal dari Jambi, tepatnya diperkenalkan di wilayah Jambi Seberang, berikut sekilas tentang wilayah tersebut. Dilansir dari laman Kemendikbud Seberang Kota Jambi atau Sekoja merupakan bagian utara Kota Jambi yang dipisahkan oleh Sungai Batanghari. Meski hanya berjarak beberapa ratus meter dari pusat Kota, namun Sekoja jauh lebih tertinggal dibanding bagian Kota Jambi yang lain.

Seberang Kota Jambi merupakan wajah Kota Jambi sebenarnya, sebab tempat warga asli Melayu Jambi tinggal beserta adat istiadatnya, dan tempat peninggalan benda bersejarah yang masih tetap bertahan dan terjaga baik dari gerusan zaman. Untuk dapat ke sana harus melintasi Sungai Batanghari dahulu dengan menggunakan getek (kapal ketek) atau perahu wisata tradisional Jambi yaitu (Kajang Lako).

ADVERTISEMENT

Apa itu Tradisi Maanta di Jambi

Dilansir dari buku berjudul Menerka Kebudayaan Jambi oleh Muhammad Hadid Syafik, dkk. Tradisi Maanta di Jambi merupakan salah satu dari sekian tradisi unik yang populer di daerah tersebut. Tradisi ini melibatkan pengantaran rantang makanan ke rumah sanak saudara dengan harapan dapat mempererat hubungan silaturahmi satu sama lain.

Tradisi ini biasanya dilaksanakan saat menyambut bulan Ramadan, merayakan Idul Fitri, Idul Adha, hari raya besar agama Islam lainnya, saat ada pengajian atau ketika merayakan sesuatu dan sebagainya. Berbagi makanan kepada anak dan masyarakat sekitar merupakan tradisi yang mewujudkan kepedulian sosial. Menantu perempuan mengantarkan makanan ke rumah mertuanya jelang Idul Fitri dan Idul Adha karena mereka saling menghormati usia masing-masing serta mempererat hubungan antar keduanya.

Keunikan Tradisi Maanta di Jambi

Masih di sumber yang sama, tradisi ini unik sebab sang penerima rantang akan mengembalikan rantang yang ia terima dan rantang tersebut sudah diisi dengan jenis makanan yang sama. Jadi, sang penerima tidak boleh mengembalikan rantang yang ia terima dalam keadaan kosong.

Yang tidak kalah uniknya adalah biasanya rantang paling bawah berisi nasi lalu lauk pauk, sayur kemudian ada kue basah atau kering. Adapun maksud dari tujuan posisi penyusunan yang seperti itu agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan misalnya tumpah. Dan jikalau terjadi, kue dan sayur tidak akan terkena tumpahan dari kuah lauknya.

Makna Tradisi Maanta di Jambi

Tradisi ini memiliki makna agar tali silaturahmi dengan sanak saudara lebih erat dan lebih mengenal tentang silsilah keluarga masing-masing. Selain itu tradisi ini juga dapat mewujudkan nilai kepedulian sosial dengan sesama.

Itu dia informasi mengenai tradisi Maanta di Jambi. Semoga bermanfaat ya detikers!

Artikel ini ditulis oleh Bagus Rahmat Nugroho, peserta Magang Merdeka Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(mud/mud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads