Menjelang Hari Raya Idul Adha terjadi peningkatan volume lalu lintas hewan kurban seperti sapi dan kambing di Sumatera Selatan. Tren peningkatan volume lalu lintas ini terjadi mulai dari bulan Maret hingga awal Juni.
Berdasarkan data IQFast (Indonesian Quarantine Full Automation System) mulai 17 Mei hingga 3 Juni 2024, Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan (Karantina) Sumatera Selatan telah memeriksa sebanyak 4.013 ekor kambing dan 1.686 ekor sapi.
"Semuanya dalam kondisi sehat. Demi menjaga penerapan biosekuriti, petugas karantina juga melakukan disinfeksi pada alat angkut hewan kurban," ujar Kepala Karantina Sumatera Selatan Kostan Manalu melalui siaran pers yang diterima detikSumbagsel,Minggu (9/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kostan menjelaskan lalu lintas sapi dan kambing potong, trennya mengalami kenaikan. Pada Maret jumlah lalu lintas sebanyak 1.769 ekor, terdiri dari sapi 1.419 ekor dan kambing 350 ekor.
Sedangkan pada April meningkat sebesar 90,72% atau 3.374 ekor, sapi 1.659 ekor dan kambing 1.715. Pada Mei meningkat sebesar 97,24% atau sebanyak 6.655, sapi potong 1.555 ekor dan kambing potong 5.100 ekor.
"Kami mengapresiasi pelaku usaha yang sadar untuk melaporkan hewan kurbannya sebelum melalulintaskan ke pulau lain. Kami pastikan hewan kurban ini memenuhi persyaratan,"ungkapnya.
Menurut Kostan, Karantina Sumsel memastikan kesehatan ribuan ekor hewan kurban sebelum dikirim ke Bangka Belitung.
Pemeriksaan hewan kurban sapi dan kambing dilakukan untuk memastikan bebas dari penyakit menular, seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan penyakit kulit berbenjol atau 'Lumpy Skin Disease' (LSD).
"Pemeriksaan karantina meliputi fisik dan kelengkapan dokumen, serta 'eartag' pada hewan yang dilalulintaskan. Petugas Karantina memastikan hewan yang dapat dikirim antarpulau, dari Pelabuhan Tanjung Api-Api ke Bangka Belitung, sehat dan dilengkapi sertifikat kesehatan yang diterbitkan Karantina Sumatera Selatan,"katanya.
Karantina Sumsel, terus berkoordinasi dengan instansi terkait dalam pengawasan lalu lintas hewan. Hal demikian, lanjut Kostan untuk memastikan hewan kurban telah lapor karantina.
Ia menyebut, hal ini sejalan dengan arahan Kepala Badan Karantina Indonesia Sahat Manaor Panggabean mengenai pentingnya kolaborasi dan sinergitas untuk melindungi sumber daya alam hayati dari ancaman hama dan penyakit.
"Karantina bertugas memastikan kesehatan komoditas pertanian dan perikanan di border, termasuk hewan kurban," ungkapnya.
Kostan mengimbau kepada masyarakat untuk memperhatikan kesehatan hewan kurban. "Pastikan bebas dari PMK. Adapun gejala terserang PMK, yaitu keluar lendir dari mulut dan hidung, lepuh pada mulut dan erosi seperti sariawan," jelasnya.
Ditambahkan Kostan, untuk penyakit LSD dapat dilihat jelas dengan bentol-bentol pada kulit sebesar kelereng. Melalui informasi tanda gejala penyakit, harapannya semua hewan kurban yang diperdagangkan sehat dan memenuhi syarat, sehingga penyembelihan pada Idul adha dapat berjalan dengan lancar tanpa menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.
(dai/dai)