Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumatera Selatan 2024, diprediksi akan diikuti lima pasangan calon (paslon). Lantas siapa saja?
Diketahui, nama-nama paslon yang akan bersaing adalah Herman Deru-Cik Ujang (HDCU), Mawardi Yahya-Anita Noeringhati (Matahati), Heri Amalindo-Popp Ali, Holda-Meli Mustika (Home) dan Eddy Santana Putra (ESP)-Andi Asmara.
Pengamat Politik Sumsel, Haekal Al Haffafah mengatakan, semakin banyak paslon yang bersaing membuat pesta demokrasi di level daerah akan semakin baik.
"Pada prinsipnya semakin banyak paslon semakin baik bagi kelangsungan penguatan demokrasi di level daerah. Hanya kemudian keputusan penting paslon akan tetap ditentukan oleh negosiasi politik di level nasional," ujar Haekal, Jumat (7/6/2024).
Meski sejumlah nama paslon sudah beredar, dia menyebut hanya akan ada 3 paslon yang akan bersaing di Pilkada Sumsel. Dari ketiga nama itu, 2 di antaranya dipastikan menjadi calon adalah HDCU dan Matahati.
"Kalau melihat perkembangan politik per hari ini yang paling sangat mungkin 3 paslon di luar dari pasangan HDCU dan Matahati. Siapa? bisa ESP-Andi Asmara, Heri-Popo atau Holda-Meli atau juga bisa simulasi dengan memunculkan nama lain," katanya.
Ia mengungkapkan, partai lain yang belum mengeluarkan rekomendasi tentunya memiliki daya tawar kuat.
"Pilgub kali ini peminatnya banyak, apalagi posisi incumbent terbelah, 1 ke HD dan 1 ke Mawardi. Sehingga orang menilai bahwa peluang untuk meraih dukungan suara rakyat itu dinilai longgar dan masih sangat cair," jelasnya.
Menurutnya, pasangan Heri-Popo dinilai publik lebih siap dibanding dengan Eddy Santana-Andi Asmara atau Holda -Meli.
"Karena Heri Amalindo dinilai mempersiapkan diri jauh-jauh hari dan dinilai sebagai kader ideologis Alex Noerdin (eks Gubernur Sumsel), sehingga harapannya dapat meraih suara loyalis Alex dan mereka yang merasa tidak puas pada pemerintahan Deru-Mawardi," ungkapnya.
Meski begitu, dinamika berapa paslon yang akan bersaing di Pilkada Sumsel masih belum dapat dipastikan. Termasuk siapa-siapa saja calon yang akan maju.
"Kita tetap perlu menunggu dinamika ke depan, sehingga perubahan-perubahan politik sangat mungkin terjadi menjelang penyerahan berkas ke KPU," ungkapnya.
(csb/csb)