Siswa-siswi SD Negeri 1 Jatibaru Lampung Selatan terpaksa mengurangi waktu belajar karena harus membagi ruang kelas. Hal ini dikarenakan ada 3 ruang kelas yang tidak bisa digunakan. Kondisinya rusak parah.
Kerusakan paling parah ada di bagian atap. Ketika hujan turun, air akan tempias masuk ke dalam kelas.
Dalam video yang diterima detikSumbagsel, terlihat para murid dalam kelas harus menggeser beberapa meja dan kursi agar mereka tidak terkena tetesan air hujan. Meski demikian, mereka tetap antusias mengikuti proses belajar mengajar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari informasi yang dihimpun detikSumbagsel, sekolah ini belum tersentuh perbaikan sejak 17 tahun lamanya. Hal itu dibenarkan oleh salah satu dewan guru di sekolah tersebut yang meminta untuk enggan disebutkan identitasnya.
"Saya mengajar sudah lama, jadi memang kondisi itu belum tersentuh sepenuhnya dari bantuan pemerintah daerah. Selama ini hanya perbaikan-perbaikan kecil saja yang menggunakan dana BOS sekolah, itu pun terbatas anggarannya. Kalau sudah rusak berat ini ya nggak boleh lagi pakai dana BOS," kata dia.
![]() |
"Dengan kondisi gedung sekolah seperti itu, perbaikan harus menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat ataupun pemerintah daerah," tambahnya.
Guru tersebut menjelaskan hingga kini ada beberapa ruangan yang sama sekali tidak bisa digunakan lagi.
"Yang rusak parah itu ada tiga kelas, satu kantor guru, dua toilet siswa, dan satu ruangan buku. Jadi kami kan belum punya perpustakaan, jadi buku-buku cetak untuk murid belajar itu disimpan dalam gudang, jadi sebagian itu ada yang rusak," tuturnya.
Menurutnya, Dinas Pendidikan Lampung Selatan pernah memberikan bantuan untuk merehab kelas yang rusak. Bantuan itu diberikan 10 tahun lalu.
"Pernah 10 tahun lalu itu ada bantuan perbaikan atap kelas, itu kelas yang sekarang bocor lagi seperti dalam video yang beredar itu," ungkapnya.
Atas kerusakan ini, dia menyebutkan hanya ada 8 ruang kelas yang bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar. Akibat hal ini, sekitar 430 murid tidak dapat belajar dengan maksimal karena harus berbagi ruang kelas.
"Total kelas ada sebelas, rusak tiga dan kini hanya delapan yang bisa digunakan. Jadi seluruh siswa itu bergantian waktunya, jadi jam belajarnya nggak maksimal," terang dia.
![]() |
Sang guru menceritakan, SD Negeri 1 Jatibaru merupakan salah satu sekolah yang menghasilkan bibit murid berprestasi dalam tingkat kabupaten hingga nasional.
"Gedung sekolah ini dipusat padahal dipusat kecamatan, tapi saya juga heran kenapa minim bantuan. Padahal murid-murid banyak yang berprestasi mengharumkan Kabupaten Lampung Selatan. Belum lama ini, siswi kelas IV juara 1 bulutangkis tingkat kabupaten, kemudian senam atletik juara 1 juga tingkat kabupaten, lalu ada renang juara 2 tingkat kabupaten, kemudian drum band-nya di tingkat nasional," ucapnya.
Atas kondisi ini, para dewan guru berharap bantuan untuk perbaikan gedung sekolah secara total segera direalisasikan.
"Harapan kami bisa segera diperbaiki secara total, kasihan anak-anak ini yang ingin belajar namun selalu terganggu dengan kondisi bangunan sekolah yang sudah rusak parah," tandasnya.
(des/des)