Sebagian muslim mempertanyakan pelaksanaan puasa Syawal sekaligus bayar utang Ramadan. Kedua puasa ini menjadi ibadah yang bernilai pahala apabila dilakukan.
Puasa Syawal dianjurkan sebagai ibadah sunah yang memiliki keutamaan sebagai penyempurna Ramadan. Umat Islam yang berpuasa selama enam hari di bulan Syawal mendapatkan pahala puasa setahun penuh.
Sementara mengganti puasa atau qadha Ramadan merupakan kewajiban bagi setiap muslim laki-laki ataupun perempuan yang meninggalkan puasa Ramadan karena uzur tertentu seperti sakit, bepergian ataupun haid. Kondisi tersebut membuat umat Islam tidak bisa berpuasa dan harus menggantinya di hari selain Ramadan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu, bagaimana ketika pelaksanaan puasa Syawal dan bayar utang Ramadan dilakukan secara bersamaan dalam satu waktu? Simak penjelasannya lengkap dengan hukum dan niat.
Hukum Puasa Syawal Sekaligus Bayar Utang Ramadan
Berdasarkan fikih puasa yang dikutip lama muslim.or, perihal menggabungkan puasa Syawal dengan bayar utang Ramadan hukumnya tidak boleh dan tidak sah. Alasannya karena puasa Syawal dan bayar utang puasa atau qadha Ramadan termasuk ibadah maqshudah bi dzatiha.
Ibadah maqsudah bi dzatiha merupakan ibadah yang berdiri sendiri. Sehingga tidak sah puasa Syawal jika digabungkan dalam satu niat dengan qadha Ramadan. Sebagaimana yang dijelaskan Syaikh Abdul Aziz bin Baz.
Menurutnya, ibadah puasa Syawal membutuhkan niat khusus dan dikerjakan pada hari-hari yang sudah ditentukan. Berbeda dengan puasa qadha dapat dilakukan kapan saja sejak bulan Syawal hingga Ramadan tahun berikutnya.
Sebelum menjalankan puasa Syawal, umat Islam sebaiknya menyelesaikan qadha Ramadan. Kewajiban membayar utang puasa Ramadan harus segera dilunasi sebelum menjalankan ibadah puasa lainnya. Karena itu, orang yang memiliki utang puasa dianjurkan untuk meng-qadha setelah Ramadan berakhir.
Penggabungan Puasa Syawal yang Dibolehkan
Ketika puasa qadha selesai dibayar, maka umat Islam boleh melanjutkan puasa sunah Syawal sesuai dengan aturan syariat. Adapun puasa sunah Syawal yang boleh digabungkan sebagai berikut:
1. Menggabungkan Puasa Syawal dengan Ayyamul Bidh
Pelaksanaan puasa Syawal digabungkan dengan ayyamul bidh hukumnya boleh dan sah. Alasannya karena puasa ayyamul bidh termasuk ibadah ghairu maqshudah bidzatihi.
2. Menggabungkan Puasa Syawal dengan Senin Kamis
Sama halnya dengan ayyamul bidh, penggabungan puasa Syawal dengan Senin Kamis hukumnya boleh dan sah. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengatakan jika puasa Syawal bertepatan dengan hari Senin dan Kamis, maka yang melaksanakannya mendapatkan pahala puasa Senin Kamis dengan niat puasa Syawal atau keduanya.
Niat Puasa Syawal
ΩΩΩΩΩΩΨͺΩ Ψ΅ΩΩΩΩ Ω ΨΊΩΨ―Ω ΨΉΩΩΩ Ψ³ΩΨͺΩΩΨ©Ω Ω ΩΩΩ Ψ΄ΩΩΩΩΨ§ΩΩ Ψ³ΩΩΩΩΨ©Ω ΩΩΩΩΩΩΩ ΨͺΩΨΉΩΨ§ΩΩΩ
Latin: Nawaitu shouma ghodin 'an sittatin min syawwaalinn sunnatan lillaahi ta'aalaa
Artinya: "Aku berniat puasa besok dari enam hari Syawal, sunah karena Allah Ta'ala,"
Niat Puasa Bayar Utang Ramadan
ΩΩΩΩΩΩΨͺΩ Ψ΅ΩΩΩΩ Ω ΨΊΩΨ―Ω ΨΉΩΩΩ ΩΩΨΆΩΨ§Ψ‘Ω ΩΩΨ±ΩΨΆΩ Ψ΄ΩΩΩΨ±Ω Ψ±ΩΩ ΩΨΆΩΨ§ΩΩ ΩΩΩΩΩ ΨͺΩΨΉΩΨ§ΩΩΩ
Latin: Nawaitu shouma ghodin 'an qadhΔ'I fardhi syahri RamadhΔna lillaahi ta'aalaa.
Artinya: "Aku berniat untuk mengqadha puasa Bulan Ramadan esok hari karena Allah SWT."
Itulah penjelasan mengenai boleh tidaknya puasa Syawal sekaligus bayar utang Ramadan. Semoga bermanfaat ya!
Baca juga: Niat Puasa Syawal dan Bayar Utang Puasa |
(dai/dai)