Asal-usul Tradisi Bagi Uang saat Lebaran, Ini Penjelasannya

Asal-usul Tradisi Bagi Uang saat Lebaran, Ini Penjelasannya

Anisa Indraini - detikSumbagsel
Selasa, 09 Apr 2024 14:20 WIB
Hand of young kid holding indonesian money. Rupiah/IDR money.
(Foto: Getty Images/iStockphoto/Sukarman karman)
Palembang -

Salam tempel menjadi tradisi saat momen Lebaran Idul Fitri. Lazimnya orang yang lebih tua memberikan uang kepada anak-anak. Sejak kapan ada tradisi ini?

Kepala Program Studi Indonesia Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Sunu Wasono mengatakan tradisi membagikan uang saat Lebaran sudah ada sejak lama. Tradisi ini kemungkinan karena terpengaruh oleh budaya China yang memberikan angpao saat Tahun Baru Imlek.

"Bagi-bagi uang di saat Lebaran merupakan tradisi yang sudah lama berlangsung dan itu telah menjadi bagian dari budaya kita. Ada kemungkinan terpengaruh oleh Budaya China, tapi di hari-hari besar (tidak hanya pada hari Lebaran) kebiasaan bagi-bagi uang atau barang telah menjadi kelaziman," kata Sunu kepada detikcom, dikutip Selasa (9/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kenapa orang umumnya bagi-bagi uang saat Lebaran? kata Sunu itu sebagai semangat berbagi dari orang yang sedang memiliki rezeki lebih di momen itu karena ada Tunjangan Hari Raya (THR) dari tempatnya bekerja. Terlebih dalam Islam memang diajarkan untuk berbagi dan memuliakan satu sama lain.

"Itu merupakan wujud perhatian dan kepedulian yang semuanya dilandasi oleh kasih sayang. Bagi uang kepada anak juga merupakan bagian dari kasih sayang. Kalau dasarnya tulus, semangatnya memberi perhatian atau saling membantu itu bagus, tidak ada masalah," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Tradisi bagi-bagi uang kepada anak-anak juga bisa dianggap sebagai 'hadiah' karena telah berpuasa selama satu bulan lamannya.

"Pemberian itu juga merupakan semacam hadiah untuk merangsang atau mendorong anak-anak agar mau puasa untuk tahun depan sampai tutug (selesai). Jadi puasanya tidak model tutup kendang atau puasa di hari pertama dan hari terakhir, tengahnya kosong," imbuhnya.

Dalam Cash Matters, disebutkan bahwa tradisi memberi salam tempel sudah ada sejak abad pertengahan. Salam tempel pertama kali dilakukan pada saat Kekhalifahan Fatimiyah dari Afrika Utara yang membagikan uang, pakaian, atau permen kepada orang-orang saat hari pertama Lebaran.

Tradisi pemberian salam tempel ini terus dilakukan hingga akhir era Ottoman sekitar lima abad, yakni disebut eidiyah.

Kemudian tradisi ini mengalami sedikit perubahan. Barang yang diberikan bukan lagi pakaian, makanan dan permen, melainkan hanya uang dalam pecahan kecil, maupun dalam bentuk ponsel atau konsol gim.




(mud/mud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads