Takbiran Idul Fitri: Hukum, Dalil, Cara, dan Waktu Dikumandangkannya

Takbiran Idul Fitri: Hukum, Dalil, Cara, dan Waktu Dikumandangkannya

Bagus Rahmat Nugroho - detikSumbagsel
Selasa, 09 Apr 2024 15:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi takbiran (Foto: Getty Images/iStockphoto/REIMUSS)
Palembang -

Takbiran Idul Fitri adalah salah satu momen yang ditunggu-tunggu oleh umat muslim. Takbiran merupakan amalan yang dianjurkan untuk dilakukan oleh umat muslim di malam dan hari raya Idul Fitri.

Takbiran adalah melantunkan kalimat "Allahu Akbar" sebagai bentuk ungkapan rasa syukur serta pengagungan kepada Allah SWT. Hukum takbiran sendiri adalah sunah muakkadah, yaitu sunah yang dianjurkan.

Nah, bagi umat muslim yang ingin ikut mengumandangkan takbiran Idul Fitri, berikut detikSumbagsel rangkum informasinya. Yuk simak selengkapnya!

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hukum Takbiran Malam Idul Fitri

Dilansir laman resmi Universitas Islam An Nur Lampung, hukum takbiran di malam Idul Fitri adalah sunah muakkadah, yaitu sunah yang sangat dianjurkan serta tidak boleh ditinggalkan tanpa alasan yang syar'i. Hal ini berdasarkan dalil-dalil berikut ini:

1. Firman Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah Ayat 185:

ADVERTISEMENT

"Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangan (hari puasa) itu dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah: 185)

Ayat ini memberi tahu, takbir merupakan salah satu bentuk syukur kepada Allah SWT atas hidayah serta bimbingan-Nya yang telah memudahkan kita melaksanakan ibadah puasa Ramadan.

2. Hadis Nabi Muhammad SAW yang Diriwayatkan Oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar RA:

"Bahwa Rasulullah SAW keluar pada hari raya Idul Fitri dan Idul Adha ke tempat shalat. Yang pertama kali beliau mulai adalah shalat, kemudian beliau berbalik setelah selesai shalat kepada manusia lalu berkhutbah kepada mereka. Apabila beliau melihat manusia telah berkumpul, beliau berkata: 'Apakah aku tidak memberitahukan kepadamu apa yang diwahyukan Allah kepadaku?' Apabila hari raya Idul Adha, beliau berkata: 'Janganlah kalian lupa dengan kambing kurban.' Apabila hari raya Idul Fitri, beliau berkata: 'Janganlah kalian lupa dengan takbir.'" (HR. Bukhari dan Muslim)

Berdasarkan hadis di atas, takbir merupakan salah satu syiar Islam yang harus diingat serta dilaksanakan umat muslim saat malam dan Hari Raya Idul Fitri.

3. Hadis Nabi Muhammad SAW yang Diriwayatkan Oleh Imam Ahmad dari Abdullah bin Abbas RA:

"Perbanyaklah membaca takbiran pada malam hari raya (fitri dan adha) karena hal itu dapat melebur dosa-dosa." (HR. Ahmad)

Hadis tersebut menunjukkan mengumandangkan takbir di malam Idul Fitri mempunyai keutamaan yang besar dalam menghapuskan dosa-dosa kita.

Cara Mengucapkan Takbir yang Benar

Masih di sumber yang sama, berikut caranya:

- Takbiran dimulai sejak matahari terbenam di hari terakhir bulan Ramadan hingga sebelum salat Idul Fitri.

- Takbiran bisa dilakukan secara bersama-sama atau sendiri-sendiri, di rumah, masjid, dengan suara yang lantang atau kecil sesuai keadaan sekitar dan kemampuan masing-masing.

- Takbiran dilakukan dengan membaca kalimat "Allahu Akbar" sebanyak-banyaknya, disertai kalimat lain yang mengagungkan Allah SWT, seperti "La ilaha illallah", "Alhamdullilah", Subhanallah", dan lain sebagainya.

- Takbiran bisa juga dilakukan dengan membaca kalimat yang disunahkan oleh Nabi SAW dan para sahabat RA.

Waktu Mengumandangkan Takbiran Idul Fitri

Dilansir laman resmi Muhammadiyah, para ulama sepakat takbiran bisa dikumandangkan setelah terbenamnya matahari pada malam Idul Fitri, sebagai penanda sempurnanya puasa Ramadan.

Lalu berdasarkan hadis riwayat Ibnu Umar RA: Diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa ia apabila pergi ke tanah lapang di pagi hari Id, beliau bertakbir dengan mengeraskan suara takbirnya.

Dalam riwayat lain (dikatakan): Beliau apabila pergi ke tempat shalat pada pagi hari Idul Fitri ketika matahari terbit, beliau bertakbir hingga sampai ke tempat salat pada hari Id, kemudian di tempat shalat itu beliau bertakbir pula, sehingga apabila imam telah duduk, beliau berhenti bertakbir. [HR. asy-Syafi'i dalam al-Musnad, I:153, hadis no. 444 dan 445].

Nah itulah informasi mengenai takbiran Idul Fitri. Semoga bermanfaat ya detikers!

Artikel ini ditulis oleh Bagus Rahmat Nugroho, peserta Magang Merdeka Bersertifikat di detikcom.




(csb/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads