PBNU Mengecam Viral Jemaah Aolia 'Lebaran karena Telepon Allah'

Nasional

PBNU Mengecam Viral Jemaah Aolia 'Lebaran karena Telepon Allah'

Kanavino Ahmad Rizqo - detikSumbagsel
Sabtu, 06 Apr 2024 12:31 WIB
Ketua PBNU KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur saat ditemui di Surabaya.
Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi (Foto: Faiq Azmi/detikJatim)
Palembang -

Salah satu jemaah Masjid Aolia di Gunungkidul, Yogyakarta mengaku menelepon Allah SWT dalam menetapkan 1 Syawal 1445 Hijriah. Pernyataan itu dikecam keras PBNU.

Ketua PBNU Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur meminta jemaah tersebut tidak mempermainkan Islam. Ia mendesak hal itu jangan terulang kembali.

"Fenomena kelompok masyarakat Aolia di Padukuhan Panggang, Gunung Kidul, Yogyakarta, yang berhari raya hari Jumat kemarin dengan dalih tokoh panutan mereka berbicara langsung dengan Allah SWT, ini sungguh memprihatinkan, harus dicegah dan tidak boleh terulang kembali," ujar Gus Fahrur dalam keterangannya, Sabtu (6/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gus Fahrur mengajak setiap tokoh agama beribadah sesuai ajaran agama Islam yang benar. Dia meminta agar tidak ada yang mempermainkan ajaran Islam dan berdalih telah bicara dengan Allah SWT.

"Kita berharap semua umat Islam khususnya tokoh agama harus beribadah sesuai ajaran agama Islam yang benar, menggunakan ilmu dan akal sehatnya, tidak boleh mempermainkan ajaran agama Islam dan berdalih telah berbicara langsung dengan Gusti Allah SWT," katanya.

ADVERTISEMENT

Gus Fahrur mengatakan agama adalah tuntunan dan ajaran yang berlaku untuk masyarakat umum. Karena itu, setiap orang tidak boleh mengaku asal-asalan.

"Maka tidak bisa seseorang secara asal-asalan ngaku sudah komunikasi langsung dengan Gusti Allah. Pengakuan semacam itu tidak sah dan tidak boleh dijadikan dasar tuntunan agama," ucapnya.

Ia meminta masyarakat waspada dan jangan terkecoh dengan keanehan atau kesaktian. Sebab, orang yang mengaku bisa berkomunikasi dengan Allah SWT itu bukan berarti dia memiliki keistimewaan di hadapan Allah SWT.

"Orang yang dapat menghadirkan hal-hal ajaib sekalipun itu tidak berarti dia memiliki keistimewaan di hadapan Gusti Allah SWT. Karena tukang sulap dan tukang sihir juga bisa melakukannya. Hendaknya diwaspadai bahwa bangsa jin dan setan juga bisa datang kepada siapa pun, dan mengaku-ngaku sebagai gusti Allah atau malaikat untuk mengajak manusia kepada kesesatan," ucapnya.

Menurutnya, dengan adanya fenomena ini menjadi salah satu alasan pentingnya pemerintah penetapan awal Ramadan dan 1 Syawal. Hal ini bertujuan agar tidak terus menerus terjadi polemik di berbagai daerah ketika awal dan akhir Ramadan

"Ini mungkin bisa menjadi salah satu alasan untuk dibuat peraturan pemerintah tentang penetapan awal dan akhir Ramadan harus mengikuti keputusan pemerintah, sebagaimana dilakukan di semua negara Muslim seluruh dunia," katanya.

Kembali ke pernyataan salah satu pimpinan jemaah Aolia, Gus Fahrur menilai pernyataan tersebut membingungkan. Pernyataan tersebut juga tidak bisa dikategorikan sebagai kebebasan berpendapat.

"Statement pimpinan jamaah seperti ini membingungkan masyarakat, suatu narasi yang tidak masuk dalam kategori kebebasan berpendapat. Karena sudah ada aturan-aturan baku dalam praktis beragama seperti hitungan jumlah hari puasa Ramadhan, dan tata cara penetapannya dalam Islam," tegasnya.

Diketahui, video pernyataan pimpinan jemaah Aolia viral di media sosial lantaran menetapkan 1 Syawal 1445 H pada Jumat (5/4). Pernyataan itu viral bukan karena mereka merayakan lebaran di hari Jumat, tetapi karena ada pengakuan bahwa penetapan lebaran itu atas perintah Allah SWT.

"Saya tidak pakai perhitungan, saya telepon langsung kepada Allah Taala, Ya Allah kemarin tanggal 4 malam 4, ya Allah ini sudah 29, 1 Syawal kapan, Allah Taala hadirko, tanggal 5 Jumat, lah makanya kalau disalahkan orang bagaimana, ya nggak apa-apa urusannya gusti Allah," ucap orang tersebut menggunakan bahasa Jawa dalam video viral itu.




(mud/mud)


Hide Ads