Rasyid Rajasa Disodorkan PAN ke Pilkada Palembang, Ini Kata Pengamat

Sumatera Selatan

Rasyid Rajasa Disodorkan PAN ke Pilkada Palembang, Ini Kata Pengamat

Irawan - detikSumbagsel
Sabtu, 16 Mar 2024 19:29 WIB
Tim Hot Question berbincang bersama dengan Rasyid Rajasa disela sela waktunya bermain Golf, Tangerang Selatan.
M Rasyid Rajasa. Foto: Grandyos Zafna
Palembang -

Munculnya nama M Rasyid Rajasa dalam bursa Pilkada Palembang 2024 dinilai sebagai bagian dari tren politik. Muncul nama-nama milenial dan generasi Z dalam dinamika politik, baik nasional maupun daerah.

Pengamat politik Sumatera Selatan M Haekal Al-Haffafah berpendapat kemuncurlan M Rasyid Rajasa yang didorong PAN punya peluang besar. Apalagi bila dipasangkan dengan Ratu Dewa atau Fitrianti Agustina yang memiliki elektabilitas tertinggi dalam survei Pilkada 2024.

"Potensi Rasyid Rajasa berpeluang besar jika berpasangan dengan Ratu Dewa atau Fitrianti Agustinda yang memiliki survey tertinggi di menjadi Wali Kota Palembang," katanya kepada detikSumbagsel, Sabtu (16/3/2024).

Untuk diketahui, Ratu Dewa untuk saat ini tidak memiliki kendaraan politik. Sementara Fitrianti Agustina merupakan tokoh parpol.

"Di level middle ke bawah ada nama-nama Prima Salam, Syaiful Fadli, Basyaruddin Akhmad, Yudha Mahyudin, Charma, dan lain-lain. Hanya angka elektabilitasnya belum signifikan,"ungkapnya.

Haekal menilai sebelum Rasyid Rajasa didorong untuk maju di Pilkada 2024, ada nama Nasrul Umar yang sudah menyebut sebagai calon Wali Kota Palembang dari PAN. Hal ini dapat dilihat dari baliho yang sempat bertebaran di Palembang.

"Kekuatan politik Nasrul Umar itu diuji saat menjadi tim kampanye PAN pada legislatif lalu, gagalnya Hafidz Thohir dalam mempertahankan positioning-nya sebagai caleg incumbent membuka kemungkinan kalkulasi ulang untuk mempertimbangkan nama selain Nasrul Umar sebagai Bacawako (Bakal Calon Wali Kota) 2024," ungkapnya.

Haekal menambahkan faktor kekuatan elektoral ini dinilai menjadi hal serius. Mempertimbangkan nama kader sendiri secara internal PAN adalah langkah rasional yang dinilai paling mungkin.

"Saya rasa ini faktor kekuatan elektoral Nasrul Umar dinilai menjadi hal serius, sehingga mempertimbangkan nama kader sendiri secara internal PAN adalah rasionalisasi yang dinilai paling mungkin," tutupnya.




(des/des)


Hide Ads