Berdasarkan hasil rekapitulasi di tingkat KPU Sumsel, sejumlah nama calon legislatif (Caleg) DPR RI meraih suara besar di Dapil Sumatera Selatan I dan II. Suara yang diraih berkontribusi terhadap jumlah kursi yang didapatkan.
Di Dapil Sumsel I dan II, peraih suara tertinggi dipegang Caleg dari partai yang sama. Keduanya sama-sama berasal dari NasDem.
Dapil Sumsel I, suara tertinggi diraih Fauzi Amro dengan 281.499 suara. Capaian itu belum membuat kursi NasDem bertambah, tetap dengam 1 kursi. Di peringkat kedua di partai yang sama, Muhamad Yaser hanya meraih 83.543 suara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara di Dapil Sumsel II, suara tertinggi diraih Irma Suryani dengan 180.607 suara. Suaranya juga belum membuat kursi NasDem bertambah, tetap 1 kursi. Di bawahnya, ada suara milik Samantha Tivani yang mendulang raihan cukup besar dengan 163.648 suara. Meski tinggi, akumulasi suara partai tidak membuat putri Herman Deru itu lolos ke Senayan.
Berikut urutan suara tertinggi yang diraih Caleg DPR RI pada dua Dapil di Sumsel secara berurutan:
1. Fauzi Amro (NasDem): 281.499 suara
2. Kahar Muzakir (Golkar): 185.597 suara
3. Irma Suryani (NasDem): 180.607 suara
4. Samantha Tivani (NasDem): 163.648 suara*
5. Ahmad Wazir Noviadi (Gerindra): 161.595 suara
6. Sri Meliyana (Gerindra): 131.297 suara
7. Bertu Merlas (PKB): 128.017 suara
8. Yudha Novanza Utama (Golkar): 123.382 suara
9. Wahyu Sanjaya (Demokrat): 122.393 suara
10. Dewi Yustisiana (Golkar): 115.429 suara
11. Kartika Sandra Desi (Gerindra): 105.878 suara
12. Prana Putra Sohe (PKB): 103.369 suara
*Tidak lolos
"Alhamdulillah bisa meraih suara terbesar di Dapil Sumsel II. Raihan ini tidak lepas dari dukungan dan kepercayaan masyarakat kepada saya sehingga bisa menjadi wakil rakyat untuk periode ketiga," ujar Irma Suryani, Selasa (12/3/2024).
Sejumlah program seperti penurunan angka stunting, gizi buruk, kebersihan lingkungan di bantaran sungai dan pencegahan pernikahan dini akan menjadi prioritas karena menyangkut generasi masa depan bangsa.
Selain itu, ia akan mendorong pendidikan minimal siswa sekolah ke SMK agar memiliki skill dan bisa langsung bekerja.
"Ini akan menyerap tenaga kerja, menurunkan angka pengangguran dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat meningkat," ungkapnya.
(des/mud)