LRT Sumsel memberlakukan aturan khusus untuk para penumpang selama Ramadan. Penumpang hanya diperbolehkan untuk membatalkan puasanya dengan minum dan makanan ringan.
Petugas juga akan menginformasikan kepada para penumpang LRT waktu berbuka puasa baik yang diperjalanan maupun yang di stasiun. KAI mengingatkan kepada para penumpang tidak meninggalkan sampah di dalam LRT untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan.
"Selama Ramadan penumpang LRT dipersilahkan untuk makan dan minum waktu berbuka puasa. Tapi terbatas hanya makanan atau snack ringan dan minuman di dalam botol untuk berbuka puasa. Hal ini sebagai toleransi untuk menghormati penumpang yang menjalani ibadah puasa untuk segera berbuka puasa," kata Manager Humas PT KAI Divre III Palembang, Aida Suryanti, Senin (11/3/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dijelaskan Aida, aturan di dalam LRT selama ini melarang penumpang untuk makan dan minum di dalam karena untuk kenyamanan penumpang itu sendiri. Namun, selama bulan puasa Ramadan penumpang diperbolehkan, tapi hanya minum dan makanan ringan untuk membatalkan puasa.
"Selama bulan ramadan ini, kami membolehkan penumpang untuk berbuka puasa apabila masih dalam perjalanan mengingat perjalanan LRT terakhir adalah pukul 19.01 WIB dari stasiun DJKA dan 19.55 dari stasiun Bandara," jelasnya.
Kata Aida, jam operasional selama Ramadan tetap seperti biasa, dengan 94 perjalanan mulai pukul 05.06-20.43 WIB dan jarak antar stasiun (headway) 18 menit.
Aida merinci, data penumpang yang menggunakan LRT Sumsel selama triwulan I tahun 2024 terus menunjukkan peningkatan, dari 1 Januari hingga 10 Maret, tercatat 740.041 penumpang dengan rata-rata 10.572 setiap harinya.
Penumpang tertinggi saat ini pada tanggal 1 Januari 2024 yaitu 36.659 penumpang, sedangkan stasiun teratas ramai naik turun penumpang hingga pertengahan bulan Maret yakni Asrama Haji dengan 135.626 penumpang,
Ampera 111.030 penumpang, DJKA ( 100.423 penumpang, dan Bumi Sriwijaya (82.900 penumpang.
Untuk kenyamanan dan pelayanan bagi penumpang juga menyediakan fasilitas tenant-tenant di Stasiun LRT Bumi Sriwijaya, Cinde, Ampera dan DJKA.
Tenant-tenant tersebut, kata dia, memberikan kesempatan kepada pelaku usaha menjual produk UMKM berupa kerajinan tangan ataupun produk makanan dan minuman ringan, sehingga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian UMKM.
"PT KAI sebagai operator bersama Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumsel (BPKARSS) berkomitmen untuk terus memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat pengguna jasa LRT Sumsel," ungkapnya.
(csb/csb)