Kemenag Kantor Wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) mengajak masyarakat tetap menjaga toleransi antar umat muslim meski ada perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 H. Umat Islam diminta untuk lebih fokus pada ibadah di bulan suci Ramadan, dan tidak terpecah belah dengan adanya perbedaan tersebut.
Kakanwil Kemenag Sumsel, Syafitri Irwan mengatakan perbedaan penetapan 1 Ramadan 1445 H adalah hal yang lumrah. Ia berharap, perbedaan tersebut tidak dijadikan bahan pemecah silaturahmi antar umat muslim.
"Itu hal lumrah. Jangan jadikan itu sebagai pemecah silaturahmi dan harmonisasi masyarakat muslim di Sumsel," katanya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syafitri menyebut, meski ada perbedaan 1 Ramadan namun ia berharap umat Islam di Sumsel dapat beribadah puasa dengan khusyuk.
"Semoga umat Islam di Sumsel dapat menjalankan ibadah puasa dengan kekhusyukan. Kita tetap harus bisa menjaga toleransi dalam menjalani bulan puasa," kata dia.
Syafitri menjelaskan, dari pemantauan hilal dan sidang isbat diketahui bahwa pemerintah menetapkan 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Selasa 12 Maret 2024. Kesimpulan itu berdasarkan pengamatan posisi hilal di Indonesia, termasuk di Sumsel.
Berdasarkan pemantauan hilal di rooftop Hotel Aryaduta Palembang, Minggu (13/2/2024), posisi hilal untuk awal Ramadan sulit diamati karena terkendala oleh cuaca mendung.
"Posisi matahari atau persisnya keadaan cuaca hari ini sedikit tidak bersahabat agak mendung berawan sehingga ini menyulitkan. Tapi ini semua tidak terlalu berpengaruh sebab secara astronomis data hilal untuk awal Ramadan itu teramat rendah," kata dia.
Syafitri menjelaskan posisi matahari terbenam pada pukul 18.15 WIB. Ketinggian hilal di Palembang pada sore ini 0 derajat 54 menit 1 detik di atas ufuk Mar'i.
"Untuk ketinggian azimut matahari terbenam 267 derajat 18 menit dari utara ke timur dan azimut bulan terbenam 265 derajat 14 menit 55 detik dari utara ke timur," ungkapnya.
(dai/dai)