Ngabalin: Jokowi Tak ke Golkar, Bapak Balik Solo

Nasional

Ngabalin: Jokowi Tak ke Golkar, Bapak Balik Solo

Matius Alfons Hutajulu - detikSumbagsel
Minggu, 10 Mar 2024 17:45 WIB
Ali Mochtar Ngabalin
Ali Mochtar Ngabalin (Foto: Hanafi/detikcom)
Palembang -

Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak akan masuk Golkar. Menurutnya Jokowi komitmen pulang ke Solo.

"Jokowi juga saya kira tidak ke Golkar kok, Bapak akan kembali ke Solo seperti beberapa kali pernyataan beliau dan itu saya yakini adanya," kata Ngabalin saat dihubungi, Minggu (10/3/2024).

Ngabalin mengaku mengenal Jokowi setelah 8 tahun berada di Istana. Karena itu, dia meyakini Jokowi akan konsisten dengan pernyataannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sepanjang lebih kurang 8 tahun saya di Istana, saya tahu dan paham benar sikap dan kepribadian Jokowi, konsisten dengan apa yang beliau katakan," ucapnya.

Ngabalin menilai anggapan Jokowi akan menjadi batu sandungan Airlangga tidak akan terjadi. Menurutnya Airlangga akan kembali terpilih berkaca capaiannya dalam Pemilu 2024.

ADVERTISEMENT

"Dengan perolehan kursi dan suara yang signifikan pada pemilu tahun ini membuat kepercayaan kader dan anggota pada Mas AH (Airlangga Hartarto) sangat amat positif, itu artinya Mas AH akan dilakukan aklamasi dalam munas untuk memimpin kembali Golkar 5 tahun yang akan datang, rasanya semua anggota, kader-kader, sangat paham," ujar dia.

Jokowi Dinilai 'Batu Sandungan' Airlangga Hartarto

Sebelumnya, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai Airlangga Hartarto adalah kandidat terkuat karena hasil suara di Pemilu 2024 yang meningkat. Namun, dia menyebut sosok Jokowi sebagai batu sandungan Airlangga.

"Airlangga Hartarto paling kuat. Prestasinya yang meningkatkan suara pileg 2024 secara drastis. Itu legacy AH yang tak bisa dibantah. Tak mudah bagi Golkar hadapi pemilu 2024 karena tak punya jagoan kader sendiri, khawatir tak dapat coattail effect. Tapi nyatanya suara Golkar melesat jauh," kata Adi Prayitno kepada wartawan, Sabtu (9/3).

Tetapi, kata Adi, belum ada Ketum Golkar yang memimpin selama tiga periode. Dia menyebut Golkar salah satu partai besar dengan dinamika yang tidak bisa diprediksi.

"Tapi secara alamiah, AH ini mungkin akan mendapatkan resistensi di akhir karena karena belum ada ketum Golkar yang tiga kali berturut-turut. Sekarang mungkin belum kelihatan, tapi jelang munas mungkin ada. Ini Golkar partai besar yang kerap menimbulkan dinamika tak terduga," ujarnya.

"Apalagi belakangan ini muncul wacana Jokowi masuk Golkar bisa bikin konstalasi internal Golkar berubah. Jika itu terjadi, Jokowi akan jadi batu sandungan bagi AH," katanya.




(mud/mud)


Hide Ads