Sejarah Hari Raya Nyepi bermula dari umat Hindu yang menggunakan sistem Kalender Saka pada 78 Masehi. Tahun Baru Saka inilah yang digunakan umat Hindu di India, lalu masuk ke umat Hindu di Indonesia.
Hari Raya Nyepi pada tahun ini jatuh pada tanggal 11 Maret 2024. Perayaan ini bertujuan untuk penyucian dewa-dewa yang ada di samudra yang membawa intisari amerta air hidup. Hal ini dilakukan umat hindu untuk pemujaan terhadap dewa-dewa.
Penasaran bagaimana sejarah lengkap sejarah Hari Raya Nyepi? Berikut penjelasannya yang berhasil dirangkum detikSumbagsel.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Hari Raya Nyepi
Hari Raya Nyepi adalah salah satu bentuk permohonan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Untuk menyucikan Bhuana Alit (manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta).
Kata Nyepi diambil dari sepi atau senyap. Hari Raya Nyepi ditentukan berdasarkan Kalender Saka yang digunakan sejak tahun 78 M. Dikutip situs Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya, pada masa silam di India kuno banyak terjadi pertikaian dan peperangan antar bangsa. Konflik ini menjadi faktor terbentuknya Hari Raya Nyepi.
Tibalah ketika Raja pertama Bangsa Saka Kanishka berhasil mendamaikan pertikaian antar bangsa tersebut. Pada hari itu masuk bulan pertama Tahun Saka yang disebut Caitra dan bertepatan pada antara bulan Maret dan April pada tahun masehi.
Pada tahun itulah hari yang ditetapkan oleh umat Hindu India untuk menjadi hari perayaan Nyepi sehingga masuk ke Indonesia dan digunakan umat Hindu di Indonesia.
Rangkaian Sebelum Hari Raya Nyepi
Perayaan Hari Raya Nyepi di Bali dimulai dengan menyepi sehingga tidak ada aktivitas sama sekali. Semua ditiadakan dari kantoran hingga bandara, kecuali rumah sakit.
Karena itu, dalam perayaan Nyepi ada beberapa hal yang harus dilakukan di antaranya:
1. Pada tiga hari sebelum perayaan Nyepi biasanya umat Hindu melakukan upacara melasti atau penyucian diri.
2. Semua barang dan sarana yang ada di pura diarak ke pantai atau danau. Karena dipercaya bisa menyucikan segala leteh (kotor) di dalam diri manusia dan alam.
3. Sehari sebelum Nyepi kegiatan tilem sasih kesanga dilakukan pada upacara Buta Yadnya dan diikuti seluruh kalangan masyarakat. Dengan cara mengambil salah satu jenis dari caru.
4. Dilanjutkan dengan upacara pengerupukan yang berguna untuk mengusir Butha Kala. Terakhir tibalah hari pinanggal pisan, sasih kedasa. Hari Raya Nyepi yang sebenarnya.
Perayaan Nyepi di Bali
Dilansir situs Kemenparekraf, perayaan Nyepi di Indonesia identik dengan Bali. Dimulai dari upacara melasti, tawur kesanga hingga upacara ngembak geni.
Selama Nyepi berlangsung terdapat petugas yang menjaga keadaan supaya tetap sepi. Mereka disebut pecalang. Diikuti detikNews, pecalang berarti polisi Bali yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah pada tingkat banjar atau desa.
Adapun tugas yang dijalankan oleh pecalang selama Nyepi berlangsung sebagai berikut:
1. Mengamankan dan memastikan kelancaran penyelenggaraan upacara adat atau keagamaan, seperti Ngaben Massal, Nyepi, Ngenteg Linggih, Piodalan, Pengerupukan, sampai ke Hari Raya Lebaran, Natal, dan lain-lain.
2. Menjaga keamanan dan ketertiban desa dalam kegiatan sehari-hari.
3. Menciptakan suasana tentram, harmonis, dan damai di wilayah Bali.
4. Mengatur lalu lintas saat upacara adat di Bali.
5. Bekerja sama dengan TNI dan Polri dalam menjaga keamanan desa di Bali.
Inilah ulasan dari sejarah Hari Raya Nyepi yang sudah dirangkum. Semoga bermanfaat ya!
Artikel ini ditulis oleh (Zindi Marcella), peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dai/dai)