Hilal merupakan istilah yang digunakan untuk menentukan awal bulan baru dalam Kalender Islam Hijriah. Pengamatan hilal dilakukan pada setiap bulan baru, terlebih untuk menentukan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah.
Pengamatan atau rukyat hilal dilakukan pemerintah bersama lembaga terkait dengan menggelar sidang isbat. Cara menentukan hilal dipelajari dalam Ilmu Falak (astronomi). Secara keilmuan, hilal adalah bulan baru atau sabit pertama setelah konjungsi geosentris saat posisi bumi dan bulan berada di bujur. Pengamatan dilakukan dari titik tertentu sesaat setelah matahari terbenam.
Berikut detikSumbagsel rangkum pengertian hilal, fungsi, hingga tata cara melihatnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apa Itu Hilal?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hilal berarti bulan sabit atau bulan yang terbit pada tanggal satu bulan Kamariah. Secara etimologi, hilal berasal dari bahasa Arab dari kata hilāl yang memiliki arti bulan sabit dan dari kata halla yang berarti menderas (tentang hujan) atau tampak.
Sementara menurut Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Ditjen Bimas) Islam Kementrian Agama (Kemenag) RI, hilal adalah bulan sabit muda pertama yang bisa dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak, bulan baru) pada arah dekat matahari terbenam yang menjadi acuan permulaan bulan baru dalam Kalender Islam.
Fungsi Hilal
Dilansir situs Jurnal Bima Islam Kemenag, pada Surah Al-Baqarah ayat 189 yang berbunyi:
يَسْأَلُونَكَ عَنِ الْأَهِلَّةِ ۖ قُلْ هِيَ مَوَاقِيتُ لِلنَّاسِ وَالْحَجِّ
Artinya: "Mereka bertanya kepadamu mengenai hilal-hilal, katakan: itu merupakan tanda waktu bagi manusia dan (tanda waktu bagi) Haji"
Berdasarkan ayat tersebut, dijelaskan fungsi hilal adalah sebagai tanda waktu bagi manusia (kalender sosial) dan tanda waktu bagi Haji atau kalender Ibadah. Karena itu, sebagian ulama melihat fungsi kalender yang dicetak berperan sebagai kalender sosial. Sedangkan sebagai kalender ibadah dibutuhkan adanya isbat oleh pengelola negara sebagai dasar pelaksanaan ibadah.
Tata Cara Menentukan Hilal
Tata cara menentukan hilal berbeda-beda berdasarkan metode dan lokasi pengamatan. Di Indonesia, pengamatan hilal umumnya dilakukan dengan dua metode yang disebut rukyatul hilal dan hisab.
1. Rukyatul Hilal
Rukyatul hilal merupakan metode penetapan awal bulan dalam kalender Islam berdasarkan pengamatan bulan. Hilal akan diamati ketika matahari tenggelam dengan mata telanjang atau pun menggunakan alat bantuan optik seperti teleskop. Pengamat harus menemukan bagian bulan yang tampak seperti bulan sabit muda terlihat sekitar 12 jam setelah fase bulan baru (ijtima').
Berdasarkan tinjauan bahasa, Al-Quran, As-Sunnah serta sains dapat disimpulkan bahwa cahaya hilal pasti akan terlihat dari bumi di awal bulan. Bukan hanya sekedar pemikiran ataupun dugaan adanya hilal. Oleh karena itu, jika tidak tampak maka tidak dapat disebut hilal.
2. Hisab
Melansir Mahkamah Syar'iyah Aceh, hisab merupakan perhitungan secara matematis dan astronomis dalam menentukan posisi bulan dalam menentukan awal bulan pada Kalender Islam Hijriah.
Secara harfiah, hisab berarti perhitungan. Dalam Islam istilah hisab biasa digunakan dalam ilmu falak (astronomi) untuk menentukan posisi matahari dan bulan terhadap bumi.
Posisi matahari penting karena menjadi patokan umat muslim dalam menentukan waktu salat. Sedangkan posisi bulan diperkirakan untuk mengetahui terjadinya hilal untuk menentukan bulan baru dalam Kalender Islam Hijriah.
Itulah penjelasan mengenai pengertian hilal, fungsi dan tata cara menentukan hilal. Semoga artikel ini bermanfaat ya.
Artikel ini ditulis oleh Amir Yusuf, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(dai/dai)