Dinkes Palembang Catat Kasus DBD Awal Maret Tembus 371 Kasus, 5 Meninggal

Sumatera Selatan

Dinkes Palembang Catat Kasus DBD Awal Maret Tembus 371 Kasus, 5 Meninggal

Irawan - detikSumbagsel
Sabtu, 02 Mar 2024 17:46 WIB
Mosquito sucking blood on a human hand
ilustrasi nyamuk demam berdarah (Foto: thinkstock)
Palembang -

Dinas Kesehatan (Dinkes) Palembang mencatat pada awal Maret 2024 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tembus 371 kasus. dari angka itu, 5 orang meinggal dunia.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Palembang Yudhi Setiawan mengatakan, kasus DBD awal Maret ini mengalami peningkatan 70 persen dari bulan sebelumnya. Bulan Januari hanya 140 Kasus.

"Ya sepanjang tahun 2024 kasus DBD di Palembang sudah mencapai 371 Kasus, baru bulan ke awal bulan Maret kasus DBD sudah menelan 5 korban di tahun ini," katanya kepada detikSumbagsel Sabtu (2/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Yudhi menjelaskan kasus DBD tertinggi di Palembang berada di Kecamatan Sukarami dengan 66 Kasus, dan yang terendah ada di Kecamatan Bukit Kecil Palembang sebanyak 7 kasus.

"Dari data yang ada tercatat pasien kena DBD ini 191 laki-laki dan 180 perempuan di Kota Palembang," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Yudhi juga mengungkapkan bahwa DBD tahun 2024 sudah menimbulkan 5 korban jiwa terdiri dari 4 orang perempuan dan satu orang laki-laki.

"Kasus DBD tahun 2024 ini juga sudah menimbulkan korban jiwa, jadi untuk itu warga harus waspada dan tidak boleh menganggap enteng," tegasnya.

Ydudhi meminta masyarakat harus bisa mewaspadai penularan kasus DBD. Adapun ciri-ciri seseorang terkena DBD yakni demam tinggi hingga 40 derajat celcius, nyeri seluruh badan dan sakit kepala/pusing, kemudian muncul bintik-bintik merah di badan.

"Jika sudah terkena gejala seperti itu, segera pergi ke puskesmas atau rumah sakit agar mendapatkan pertolongan pertama," ungkapnya.

Kata dia, saat ini masih musim penghujan dan kewaspadaan terhadap potensi DBD harus ditingkatkan.

"Kami mengimbau masyarakat agar secara dini mewaspadai potensi DBD karena memasuki musim hujan kita tahu saat musim hujan biasanya kasus DBD meningkat," ungkapnya.

Untuk mencegah terjadinya DBD, kata Yudhi, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Palembang, di antaranya menganjurkan menguras tempat penampungan dan menutup tempat-tempat penampungan air.

Kemudian, mendaur ulang berbagai barang yang berpotensi menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

"Kita imbau masyarakat untuk mencegah DBD dengan cara-cara itu," ungkapnya.




(csb/csb)


Hide Ads