Beberapa nama tersebut antara lain Muhammad Rifaldi (putra Gubernur Jambi Al Haris), Rucita Arfianisa (putri Wali Kota Sungai Penuh Ahmad Zubir), Bima Audia Pratama (putra Bupati Tanjab Timur Romi Hariyanto), M Adib Mubarak (putra Bupati Tanjab Barat Nawar Sadat), dan Afuan Yuza Putra (anak Pj Bupati Kerinci Asraf).
Kemudian ada Azki Akhyari (putra Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani), Ivanda Awalina (putri Mantan Bupati Tebo Sukandar), M Hafiz (putra Mantan Bupati Batanghari Abdul Fattah), Jehan Imelda (putri Mantan Wali Kota Jambi Arifin Manap), M Khalid Syailendra (putra Mantan Bupati Sarolangun Cek Endra), dan Umaima Kamila (putri Mantan Gubernur Jambi Fachrori Umar).
Pengamat politik Jambi Jafar Ahmad menyebutkan perolehan suara caleg-caleg ini cukup tinggi. Perolehan itu dipengaruhi kekuasaan orang tua sebagai kepala daerah maupun mantan kepala daerah. Bahkan dapat menyaingi petahana maupun caleg senior.
"Popularitas caleg muda mengikuti popularitas orang tua mereka. Jadi ini sudah terjadi sebelum-sebelumnya, dulu juga pernah terjadi pada 2019 dan begitu semua," kata Jafar kepada detikSumbagsel, Kamis (22/2/2024).
Selain popularitas orang tua, Jafar menyebutkan caleg muda ini juga terbantu dari segi jaringan orang tuanya. Mulai tingkat RT hingga kecamatan.
Menurut Jafar, terdapat juga rebutan gengsi antara para orang tua ini untuk mendudukkan anak-anak mereka di kursi legislatif. Para caleg muda ini pun dituntut untuk menjaga nama baik dan nama besar orang tuanya di daerah.
"Bisa saja karena masalah partai dan ingin anaknya duduk di legislatif. Jadi apa pun bisa saja dilakukan orang tuanya yang masih menjabat kepala daerah atau bukan kepala daerah, tetap ada nama besar orang tua yang masih tercantum," lanjutnya.
(des/des)