Pj Bupati Sebut Tambang Emas Ilegal Picu Banjir di Sarolangun

Sumatera Selatan

Pj Bupati Sebut Tambang Emas Ilegal Picu Banjir di Sarolangun

Ferdi Almunanda - detikSumbagsel
Rabu, 21 Feb 2024 17:00 WIB
Pj Bupati Sarolangun, Bachril Bakri
Foto: Pj Bupati Sarolangun (Ferdi Almunanda)
Sarolangun -

Pj Bupati Sarolangun, Bachril Bakri mengklaim banjir yang terjadi di daerahnya beberapa waktu terakhir ini karena meluapnya sungai dan buruknya jalur drainase di daerah itu. Tak hanya itu, tambang emas ilegal pun semakin memicu banjir di Sarolangun.

Menurut Bachril, banjir yang kerap melanda wilayah Sepucuk Adat, Serumpun Pseko tersebut akibat dangkalnya sungai di sana akibat aktivitas tambang emas ilegal yang semakin marak.

"Ya memang tambang emas ilegal jadi pengaruh besar yang membuat kerap banjir terjadi. Tambang emas ilegal ini juga membuat sungai-sungai semakin dangkal dan utamanya, rusaknya alam," kata Pj Bupati Sarolangun Jambi, Bachril Bakri kepada detikSumbagsel, Rabu (21/2/2024)

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bachril menyebut agar persoalan tambang emas ilegal (PETI) ini dapat ditindaklanjuti segera. Selain dalam sistem keamanan, hal itu juga akan merusak ekosistem alam.

Namun, kata Bachril, banjir ini juga terjadi akibat curah hujan yang cukup tinggi hingga membuat sungai-sungai tak bisa menampung debit air.

ADVERTISEMENT

"Jadi caranya bagaimana pengamanan ini bisa semakin kuat, sehingga kerusakan lingkungan tidak semakin meluas terjadi akibat PETI ini. Ya saat ini cara kita untuk mengatasi banjir ya itu, lebih mengutamakan membuat aliran-aliran besar sehingga luapan air sungai bisa diarahkan agar tak menyebabkan banjir besar melanda pemukiman warga," ujar dia.

Saat ini, Bachril menyebut bahwa banjir sering terjadi di setiap perumahan-perumahan rakyat di pinggiran aliran sungai itu efek dari PETI dan dangkalnya sungai hingga meluap. Maka dari itu dia berharap agar hal-hal seperti ini bisa diatasi sehingga tak membuat rusaknya lingkungan yang berdampak banjir.

Sejauh ini, memang banjir besar di wilayah Sarolangun sudah mereda. Tidak ada permukiman warga yang terdampak lagi lantaran banjir sudah kembali surut. Aktifitas warga juga kembali normal setelah sempat banjir merendam rumah dan jalan-jalan warga.

"Kalau saat ini banjir tidak terjadi lagi ya, tidak ada banjir-banjir yang merendam rumah-rumah warga. Hanya masih ada endapan air saja yang masih tergenang di sekitar pinggiran sungai, tetapi yang merendam rumah warga tidak ada lagi," sebut Bachril.

Sebelumnya, banjir besar melanda 9 kecamatan di Kabupaten Sarolangun Jambi, yakni Kecamatan Limun, Kecamatan Air Hitam, Kecamatan CNG, Kecamatan Sarolangun, Kecamatan Batin VII, kemudian Kecamatan Batang Asai, Kecamatan Pelawan, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Mandiangin.

Daerah itu terendam banjir dengan ketinggian 1-3 meter. Akses-akses jalan juga terisolir dampak banjir, bahkan ratusan warga harus terpaksa mengungsi di tenda-tenda darurat yang dibangun Pemkab.

Ribuan rumah warga terendam, sekitar 40 hektare lahan pertanian sayur dan sawah warga juga gagal panen. Bahkan 4 jembatan gantung yang menjadi penghubung antar desa putus akibat diterjang banjir besar saat itu.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads