60 Tunanetra di Palembang Nyoblos, Braille Hanya Tersedia di 2 Surat Suara

Sumatera Selatan

60 Tunanetra di Palembang Nyoblos, Braille Hanya Tersedia di 2 Surat Suara

Welly Jasrial Tanjung - detikSumbagsel
Rabu, 14 Feb 2024 13:45 WIB
Simulasi pencoblosan bagi penyandang disabilitas di TPS 37 tepatnya  di Yayasan Karya Darma Bhakti Jalan Seduduk Putih Palembang
Foto: Simulasi pencoblosan bagi penyandang disabilitas di TPS 37 tepatnya di Yayasan Karya Darma Bhakti Jalan Seduduk Putih Palembang (Welly Jasrial Tanjung)
Palembang -

Sebanyak 60 penyandang tunanetra di Palembang menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2024 hari ini. Namun, tempat pemungutan suara (TPS) lokasi mereka nyoblos hanya menerima braille dan mal hanya untuk calon presiden dan DPD, sedangkan untuk DPR RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kota Palembang tidak ada.

"Untuk alat bantu mal dan braille bagi penyandang tunanetra ada tapi hanya untuk presiden dan DPD saja dan mereka tetap didampingi oleh pendampingnya," ujar Nuriadi, Ketua KPPS TPS 37 Palembang, Rabu (14/2/2024).

Nuryadi mengatakan, di TPS 37 tepatnya di Yayasan Karya Darma Bhakti Jalan Seduduk Putih Palembang dari dulu memang menjadi lokasi khusus pencoblosan bagi tunanetra. Hal ini dikarenakan lokasi tersebut sudah langganan menjadi TPS bagi tunanetra, karena area TPS dekat dengan Seketariat Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Sumatera Selatan (Sumsel).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sekitar 60 orang penyandang tunanetra di sana terdaftar dalam DPT Pemilu 2024 dari total 214 DPT. Dari 60 itu, sekitar 10 DPT pemilih perdana," ujarnya.

Menurut Nuryadi, pelaksanaan Pemilu 2024 di TPS 37 itu tidak seluruh tunanetra yang terdaftar dalam DPT. Hal itu karena data Kartu Keluarga (KK) dan Kartu Tanda Penduduk (KTP) berbeda. Akibat persoalan itu, beberapa tunanetra yang tak terdaftar jadi tidak semangat untuk mencoblos.

ADVERTISEMENT

"Mereka jadi males mengurus karena kendala yang tahun ini harus patokan dari data DPT. Berbeda dari 2019 lalu yang bisa milih hanya dengan KTP," ungkapnya.

Selain kendala tidak termasuk dalam DPT, tuna netra di Palembang pada tahun ini juga harus memilih ditemani pendamping saat di bilik suara, karena tidak mendapatkan fasilitas braille seperti pemilu-pemilu sebelumnya.

"Pendamping dari kami, dari panitia KPPS karena sampai sekarang gak ada (braille) disediakan KPU," tuturnya.

Sementara itu, salah satu penyandang tunanetra, Rahmat Syafei mengatakan dirinya sangat antusias mengikuti Pemilu 2024 ini meski keterbatasan dalam penglihatan.

"Karena kewajiban sebagai warga negara kita harus menyalurkan hak kita ," ujarnya dengan lantang saat ditemui detikSumbagsel, Selasa (13/2/2024).

Dia mengaku sudah dua kali berturut-turut ikut Pileg dengan fasilitas braille.

"Tahun 2014 dan 2019 ikut nyoblos, selama pengalaman memilih kita disediakan braille. Memilih sendiri di bilik suara tanpa pendamping," katanya.

Rahmat terdaftar sebagai DPT Pemilu 2024 di kawasan Poligon Palembang. Selama dua periode sebelumnya, Rahmat selalu mengikuti setiap informasi kandidat presiden yang mencalonkan diri. Kata Rahmat, penting untuk mengetahui program dan riwayat capres agar tak menyesal memilih di kemudian hari.

"Semua orang berhak dan memiliki kewajiban negara, makanya kita harus memilih. Tidak melihat kondisi apapun, kalau niat memilih tentu antusias menyambut pesta demokrasi," tukasnya.




(dai/dai)


Hide Ads