2 Bulan Kebanjiran, Warga Danau Sipin Jambi Keluhkan Minim Bantuan

Jambi

2 Bulan Kebanjiran, Warga Danau Sipin Jambi Keluhkan Minim Bantuan

Ferdi Almunanda - detikSumbagsel
Jumat, 09 Feb 2024 09:00 WIB
Warga Kelurahan Legok yang lakukan aktifitas dengan gunakan perahu
Foto: Warga Kelurahan Legok yang lakukan aktifitas dengan gunakan perahu. (Ferdi Al Munanda)
Jambi -

Warga di Kelurahan Legok, Kecamatan Danau Sipin, Kota Jambi yang sudah menjadi korban banjir selama 60 hari terakhir mengaku belum mendapat bantuan pemerintah. Warga juga menyebutkan bahwa bantuan dari pemerintah daerah ataupun provinsi selama ini tidaklah merata.

Hal itu diungkapkan Idham, salah satu warga Kelurahan Legok kepada detikSumbagsel, Kamis (8/2/2024).

"Banjir ini sudah terjadi kurang lebih selama 2 bulan. Selama 2 bulan ini kami belum pernah mendapatkan sembako. Selain itu sembako yang diberikan sering tidak sampai ke rumah kami," kata Idham.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut pengakuan Idham, bantuan sembako yang disalurkan oleh Pemda Kota Jambi itu disebut tidaklah merata. Dia menilai hanya beberapa warga yang menerima, sedangkan banyak juga yang tak mendapatkan bantuan itu.

"Pembagian tak merata, sedangkan banyak juga warga yang tak dapat. Saya sendiri sudah 2 bulan terdampak banjir belum ada terima bantuan sembako," ujar Idham.

ADVERTISEMENT

Idham menambahkan banjir ini merupakan banjir terparah dan yang paling lama. Sebab, kontur daerahnya berada di dataran rendah dan juga di sekitar bantaran sungai Batanghari yang kini kondisinya masih meluap.

Meski banyak warga di sana sudah mengantisipasi dengan membangun rumah lebih tinggi dari badan jalan namun banjir tetap mengganggu aktivitas warga.

Pantauan di lapangan, banjir sudah masuk ke rumah-rumah warga. Tidak hanya itu, banjir juga membuat jalan utama yang berada di Kelurahan Legok terputus.

"Jadi untuk bisa beraktivitas saat ini sebagian masyarakat, terpaksa menggunakan sampan atau perahu untuk akses sehari-hari. Tetapi jika warga yang tak punya sampan atau perahu harus merogok kocek lagi padahal dalam kondisi sulit pula, namun itu sebagian masyarakat di Legok sudah memanfaatkan perahu untuk di jadikan ojek sebagai salah satu mata pencarian," ucap Idham.

Tidak hanya itu, Idham menyebut bahwa banyak anak-anak di Kelurahan Legok mulai ada yang sakit gatal-gatal maupun diare akibat banjir tersebut.

"Dampak banjir ini, sebagai anak sudah mulai mengeluhkan sakit, mulai sakit perut, gatal dan lainnya juga," keluh Idham.

Berdasarkan dari laporan pihak kelurahan, banjir telah menyebar di 21 RT dan 165 rumah warga terendam. Banjir ini rata-rata ketinggian air mencapai 90 cm.

Dari ratusan rumah warga yang terendam banjir, sebanyak 24 warga terpaksa memilih mengungsi karena ketinggian banjir saat ini, sementara 654 warga memilih bertahan di rumahnya.

Lurah Legok Rahmansyah mengaku bahwa sebanyak 165 rumah warga yang terendam banjir sudah disalurkan bantuan sembako.

"Kalau dari data 165 KK yang rumahnya terendam banjir itu semua sudah disalurkan sembakonya. Tetapi memang ada juga yang terdampak banjir itu memang belum ada bantuannya," kata Rahmansyah.

Menurut Rahmansyah, warga yang mengeluh sakit seperti gatal dan diare sudah dibantu petugas buat pengecekan kesehatan. Selain itu, banyak warga juga berobat di Puskesmas terdekat.

"Kalau yang mengeluh gatal-gatal itu tidak banyak, pada umumnya warga berobat ke Puskesmas ada juga yang beli obat gatal-gatal di apotik terdekat. Sedangkan warga untuk aktivitas mereka masih seperti biasa karena debit air masih siaga dua masih ada kemungkinan untuk turun lagi," tukasnya.




(dai/dai)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads