Ketua RT Sebut Cerita Nenek Iki Berlebihan: Ayahnya Ada di Dalam Rumah

Sumatera Selatan

Ketua RT Sebut Cerita Nenek Iki Berlebihan: Ayahnya Ada di Dalam Rumah

Irawan - detikSumbagsel
Selasa, 06 Feb 2024 17:00 WIB
Potret kehidupan Iki, bocah kelas 5 SD yang harus menghidupi nenek dan 3 adiknya di Palembang.
Potret kehidupan Iki, bocah kelas 5 SD yang harus menghidupi nenek dan 3 adiknya di Palembang. (Foto: Rio Roma Dhoni)
Palembang -

Cerita Sa'adah, nenek Muhammad Rizky Aditya alias Iki (11), yang menyebut bahwa cucunya sudah lama ditinggal pergi oleh sang ayah dinilai berlebihan. Hal itu diungkapkan oleh ketua RT setempat.

Menurut keterangan ketua RT setempat, Hamdi Jamil, cerita Sa'adah yang diangkat ke media terlalu berlebihan. Dia menyebutkan bahwa ayah Iki selama ini ada di rumah.

"Semua cerita yang saya baca di media, yang diceritakan Sa'adah neneknya Rizky bohong, yang menyatakan ayahnya menelantarkan anak-anaknya. Faktanya, ayahnya ada di dalam rumah," katanya kepada detikSumbagsel, Selasa (6/2/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Jamil mengaku dia melihat ayah Iki pada Sabtu (29/1/2024) lalu di kontrakan, ketika Pj Wali Kota Palembang ingin berkunjung ke rumah. Sampai sekarang pun dia yakin ayah Iki masih ada di rumah.

"Ayah Rizky itu ada di rumah, bahkan terakhir saya melihat ayahnya Sabtu lalu ada di rumah, ketika (Pj) Wali Kota Palembang hendak datang ke rumah, saya yakin juga sampai hari ini ayahnya ada hanya saja bersembunyi," ungkapnya.

ADVERTISEMENT

Senada, Muhammad Sani selaku Ketua RT dari Sa'adah pun mengungkapkan hal yang sama. Dia diduga berbohong dan menyembunyikan ayah Iki untuk mendapatkan bantuan.

"Warga saya ini, Sa'adah ini menyembunyikan ayah Rizky untuk mendapatkan keuntungan dari bantuan-bantuan," katanya.

Sebelumnya diberitakan, Muhammad Rizky Aditya (11), bocah asal Palembang terpaksa berjualan aneka keripik untuk menghidupi nenek dan 3 adiknya. Penghasilannya berjualan sepulang sekolah itu juga dikumpulkan untuk membayar kontrakan rumahnya.

Uang kontrakan yang harus dibayar Iki adalah sebesar Rp 400 ribu per bulan. Dia juga harus memenuhi biaya hidup sehari-hari, termasuk uang sekolahnya dan adik-adiknya.

Saat detikSumbagsel mendatangi rumahnya di Jalan DI Panjaitan, Lorong Keramat Gang Bakti, Kecamatan Seberang Ulu 2, Palembang itu, Iki baru selesai makan siang. Dalam piringnya ada nasi dan ikan goreng yang dimasak neneknya, Sa'adah. Setelah makan, Iki duduk-duduk di depan rumah bersama adik-adiknya.

"Hari ini Iki tidak keliling (jualan keripik) karena tadi pulang sekolah dan capek. Mau istirahat dulu," cetus Iki.




(csb/csb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads