Sebanyak 13 kecamatan di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), terendam banjir. Banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Musi.
Kepala Bidang Penangganan Darurat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel Soedirman menggungkapkan, saat ini hampir seluruh Kecamatan di Kota Palembang terendam banjir meski tidak hujan.
Kata dia, hal ini terjadi karena adanya air pasang di Sungai Musi dan meluap sehingga sejumlah rumah warga, khususnya yang tinggal di pinggiran sungai dan anak sungai mengalami banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jam 11.00 WIB ada kenaikan debit air di Sungai Musi karena adanya air pasang. Air pasang ini kadang meluap dan sejumlah rumah warga di sejumlah kecamatan, di Kota Palembang mengalami banjir," katanya, Senin (29/1/2024).
Soedirman mengimbau, khususnya bagi warga yang tinggal di pinggiran sungai harus lebih waspada, apabila hujan turun dengan intensitas deras dengan durasi lama.
"Hujan deras dan air sungai pasang ini akan terjadi hingga akhir bulan ini jadi diharapkan masyarakat dapat waspada dan berhati-hati," ujarnya.
Kadis PUPR Palembang Akhmad Bastari mengatakan, untuk Kota Palembang ada 18 kecamatan, sementara yang terdampak banjir ada 13 kecamatan dan 30 kelurahan.
"Ada 13 kecamatan dan 30 kelurahan yang terdampak banjir luapan air Sungai Musi atau Sungai Musi pasang," katanya.
Dijelaskannya, adapun ke 13 kecamatan yang terdampak tersebut yakni Ilir Barat (IB) I, IB II, Seberang Ulu (SU) I, SU II, Sematang Borang, Sako.
"Kemudian, Ilir Timur (IT) I, II, III, Jakabaring, Kertapati, Plaju dan Kalidoni," jelasnya.
Sementara itu, warga Tanjung Barangan Hertanto Busro mengatakan, banjir akibat air pasang sudah terjadi sejak 15 hari ini.
"Kami yang mengalami banjir akibat air pasang hanya bisa pasrah. Semua barang yang ada di rumah sudah basah akibat banjir," ungkapnya.
Menurutnya, banjir akibat air pasang ini bisa sampai lutut orang dewasa bahkan malam hari selepas magrib air terus naik sehingga sepeda motor tidak bisa masuk ke rumah.
"Motor-motor tidak bisa masuk ke perumahan jadi cuma sampai di depan pos satpam. Kalau malam-malam kami yang punya motor harus menunggu motor sampai larut malam, kalau banjir sudah reda baru motor bisa masuk," ungkapnya.
Diakui Anto saat banjir ditambah hujan deras beberapa waktu lalu, salah satu warga rumahnya kemasukan ular.
"Banjir ini kami harus waspada binatang melata dan penyakit kulit. Saya saja sudah kena penyakit kutu air," katanya.
Dia pun berharap keadaan seperti ini bisa cepat selesai karena kalau sudah musim hujan pasti banjir. "Semoga keadaan ini cepat selesai," harapnya.
(csb/csb)