Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Palembang menemukan ratusan surat suara basah terkena air dan rusak. Solusi yang dilakukan yakni menjemur agar surat suara yang basah segera kering dan bisa digunakan nantinya.
Kasubag Keuangan, Umum dan Logistik KPU Palembang, Romi Yudha Satria mengatakan, selain basah pihaknya juga menemukan surat suara dalam kondisi rusak, robek serta bolong.
"Kemungkinan dugaannya basah saat perjalanan, mungkin tidak rapat terpal penutup dan tidak terlindungi dari guyuran hujan saat di mobil angkutan surat suara. Jadi ada surat suara yang warnanya luntur,"ujarnya saat di wawancarai detikSumbagsel di Gudang Logistik KPU Palembang, Jumat (12/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengungkapkan, untuk surat suara yang basah namun gambarnya masih terlihat jelas akan dikeringkan dengan cara dijemur agar bisa dipakai nantinya dalam Pilpres dan Pileg tersebut.
"Namun, surat suara yang basah dan masih jelas gambarnya akan kita jemur dan keringkan. Karena masih bisa diselamatkan, maka kita upayakan surat suara yang masih bisa dipakai ini agar dicarikan solusinya. Sebab lokasi percetakannya jauh," ujarnya.
Romi menyebut, total surat suara yang rusak sampai saat ini diperkirakan ada ratusan lembar. Rata-rata setiap jenis surat suara mengalami kerusakan sebanyak 400 kertas. Surat suara yang benar-benar rusak dan tidak bisa dipergunakan lagi sudah dilaporkan ke KPU Provinsi untuk diganti.
"Untuk surat suara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden rusak sebanyak 398, surat suara Dewan Perwakilan Daerah (DPD) rusak sebanyak 392, sedangkan untuk DPR RI masih di sortir dan telah mencapai 400 surat suara yang rusak," ujarnya.
Saat ini, kata dia, proses pelipatan surat suara masih dilakukan. Pihaknya juga melibatkan eks warga binaan sebagai peserta penyortiran dan pelipatan.
Dia menjelaskan eks warga binaan kerap diacuhkan dan sulit untuk mendapatkan pekerjaan ketika kembali lagi ke lingkungan masyarakat.
"Ya karena alasan itulah kita juga sangat peduli akan nasib mereka setelah jalani hukuman dan mereka ini dulunya terjerat masalah hukum yang berat. Ada yang pernah membunuh, bobol ATM dan kasus kelas kakap lainnya," ungkapnya.
Dia juga menambahkan, proses pelipatan surat suara dibagi menjadi dua ruangan yaitu lantai satu diisi oleh warga sekitar dan lantai 2 diisi oleh eks warga binaan.
"Dibagi dua ada yang di bawah dan ada yang di atas. Yang di bawah itu juga ada dari masyarakat, ada pengecualian semua eks warga binaan kita naikkan ke lantai 2, dan warga sekitar kita tempatkan di lantai 1," ujarnya.
Pihaknya sangat mengawasi proses pelipatan surat suara yang dilakukan oleh eks warga binaan, terlihat sejauh ini para peserta sortir dari eks warga binaan ini, sudah semakin terampil dalam bekerjanya. Walau baru beberapa hari ikut dalam penyortiran surat suara.
"Kita kagum dengan kerja mereka dan kerjanya sangat tepat waktu dengan target yang telah ditentukan. Mudah-mudahan target semuanya dapat selesai di tanggal 20 Januari ini," pungkasnya.
(dai/dai)