Pengakuan Epi Merasa Dizalimi Nilai Seleksi Tinggi tapi Tak Lolos PPPK

Jambi

Pengakuan Epi Merasa Dizalimi Nilai Seleksi Tinggi tapi Tak Lolos PPPK

Ferdi Al Munanda - detikSumbagsel
Senin, 25 Des 2023 13:00 WIB
Curhatan guru honorer yang tak lolos seleksi PPPK padahal punya nilai tinggi
Guru honorer curhat tak lolos tes PPPK padahal nilai tinggi (Foto: Tangkapan layar video)
Jambi -

Seorang guru honorer bernama Epi Sartika merasa dizalimi dengan seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Sebab, ia dinyatakan tidak lolos, padahal nilai tesnya tinggi.

Guru honorer asal Sungai Penuh, Jambi ini sudah mengabdi selama 13 tahun. Dia berjuang bisa ikut tes PPPK dengan jerih payahnya, namun malah tidak lulus.

"Sudah 13 tahun tidak diperhitungkan, nilai tinggi tidak diperhitungkan, padahal berangkat tes ke Jambi separuh mati demi ikut tes," ucap Epi dilihat dari video viral nya itu, Minggu (24/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perjuangan Ikut Seleksi

Epi mengaku selama mengikuti tes PPPK itu, dia rela berangkat dari Kota Sungai Penuh menuju Jambi. Perjalanan dari dua daerah itu juga terbilang memakan waktu 10-11 jam.

Bahkan, Epi berangkat tes PPPK itu ke Jambi dengan cara meminjam uang yang kini belum dapat dibayarnya. Dia diketahui ikut tes PPPK tahap II di Jambi pada 21 November 2023.

ADVERTISEMENT

"Ongkos bae (saja) dipinjam buat bisa ikut tes," tangis Epi tersedu.

Video curhatan Epi ini ternyata bukan hanya 1 saja, melainkan ada 2 video curhatnya yang juga viral. Di video lainnya, dilihat detikSumbagsel Epi lagi-lagi menangis dan curhat soal ketidaklulusan dia di PPPK.

Dalam video keduanya ini, Epi seolah bertanya apa yang menjadi dasar penilaian pihak pejabat berwenang dalam meluluskan atau tidak meluluskan para peserta tes PPPK itu. Padahal, semua persyaratan dianggap olehnya sudah terpenuhi, apalagi nilainya pun juga tinggi.

"Assalamualaikum, aku mau bertanya kepada pejabat yang berwenang dalam penilaian PPPK. Apa dasar yang kayo (kamu) nilai, sampai-sampai nilai yang tinggi tidak kayo (kamu) loloskan sedangkan nilai yang rendah kayo (kamu) loloskan," ucap Epi menangis.

Ternyata, usut punya usut, Epi adalah pegawai honorer di SD 041/XI, Desa Kampung Tengah, Kecamatan Kotobaru, Kota Sungai Penuh Jambi.

Epi heran nilai tinggi tapi tidak lolos, cek halaman selanjutnya...

Nilai Tinggi tapi Tak Lolos

Ibu satu orang anak ini juga bercerita, bahwa apa yang di sampaikan nya itu adalah bentuk kekecewaannya. Dia mengaku bahwa ujian PPPK yang diikutinya saat itu, banyak dugaan kecurangan.

"Ya video itu saya buat bentuk saya sampaikan soal curahan hati saya saja. Saya bingung kenapa saya bisa tidak lulus hasil akhir PPPK padahal nilai saya tinggi, sedangkan ada yang nilainya rendah malah lulus PPPK," kata Epi kepada detikSumbagsel.

Epi merasa apa yang dialaminya itu adalah bentuk kezaliman terhadap dirinya yang hanya orang tidak punya. Padahal seluruh upaya sudah dilakukan Epi agar bisa lulus PPPK demi menggapai impiannya itu.

"Saya sudah berjuang, dan saya rasa saya berkompeten dengan hasil nilai saya yang tinggi. Tetapi saya malah tidak lulus di hasil akhir. Saya hanya ingin ada kejelasan saja soal hasil PPPK ini agar transparan," ucap Epi.

Halaman 2 dari 2
(mud/mud)


Hide Ads