Desa Kelumpang, Kecamatan Ulu Ogan, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel kini terkenal berkat kerajinan bambu dari hasil tangan warga setempat. Hasil produksi kerajinan bambunya bahkan sudah menembus pasar luar negeri.
Rizan Pratama Putra, salah satu pengrajin bambu di Desa Kelumpang mengatakan, ada perubahan besar dalam diri masyarakat Desa Kelumpang setelah kerajinan bambu ini berhasil dipasarkan secara global.
"Tidak kebayang kalau kerajinan bambu ini banyak disukai dan diterima masyarakat. Ini membangun semangat kami warga desa," kata dia kepada detikSumbagsel, Minggu (24/12/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut, dulu mata pencaharian masyarakat hanya mengandalkan bertani. Namun dengan berkembang pesatnya permintaan kerajinan bambu di Tanah Air bahkan pasar luar negeri membuat warga sebagian beralih atau memanfaatkan waktu luangnya untuk membuat kerajinan tangan dari bambu itu.
Hal itu juga didukung oleh alam, karena tanaman bambu cukup melimpah dan menjamur di desanya. Menurutnya, bahan baku sudah langsung tersedia tanpa repot harus mengeluarkan biaya besar.
"Puluhan tahun bambu di daerah Kelumpang tidak kami manfaatkan, batang bambu yang kami nilai mengganggu petani, kami tebang dan dibuang cuma-cuma selama puluhan tahun," kata dia.
Saking melimpahnya, lanjut dia, desa tersebut sudah dikenal sebagai daerah rumah bambu. Namun warga memang sejak dulu belum begitu memanfaatkan bambu ini agar bisa menghasilkan cuan.
Hingga akhirnya pada 2021, pemuda-pemuda desa atau Karang Taruna mulai berpikir untuk memanfaatkan bambu-bambu ini menjadi sumber penghasilan bagi warga desa.
"Alhamdulillah berkat belajar dan usaha serta tekad yang kuat anak-anak muda desa, mereka mampu membuat kerajinan bambu menjadi hiasan rumah, asbak rokok, lampu-lampu tidur dan lainnya yang bisa menjadikan cuan dan mengurangi pengangguran pemuda desa," kata dia.
Rizan tak membayangkan setelah beberapa bulan menjual produk-produk kerajinan bambu di pasar digital ternyata banyak yang memesan dan berminat untuk membeli.
"Iseng-iseng jual di media sosial, dan saya tak menyangka banyak yang beli bahkan yang beli sampai dengan warga negara Malaysia. Alhamdulillah kami senang dan bangga bisa membuat OKU semakin dikenal dan menambah ekonomi warga sekitar," katanya.
Dalam pembuatan kerajinan bambu, kata dia, tidak begitu sulit karena hanya membutuhkan bahan lem kayu dan bambu saja. Harga per satu produk bambu yang dihasilkan pun beragam sesuai dengan bentuk dan kesulitan pembuatan.
"Hanya menggunakan lem kayu kemudian bambu diikat dan dibentuk, pembuatan satu produk membutuhkan waktu paling lama satu hari. Kalau harga bervariasi, mulai dari Rp 15.000 hingga Rp 350 ribu per satu produknya," ucap Rizan.
Dia menyebut keberhasilan Desa Kelumpang ini juga berkat dukungan dari beberapa program CSR PT Pertamina Geothermal Energy Tbk area Lumut Balai yang telah berjalan sejak 2021.
"Kami berterima kasih kepada CSR PT Pertamina Geothermal Energy Tbk area Lumut Balai yang sering mengadakan pelatihan kepada pemuda-pemuda desa sehingga kemampuan dan keterampilan mereka semakin baik. Dan produk yang dihasilkan semakin bervariasi," jelasnya.
(dai/dai)