Dekorasi ornamen Natal di Gereja Katolik Santo Thomas Lagan, Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), Jambi terasa berbeda. Ornamen Natal dibuat dari puing-puing bangunan.
Dekorasi itu sebagai bentuk solidaritas atas tragedi kemanusiaan dan peperangan yang masih ada di dunia. Seperti tragedi kemanusiaan serangan Israel di Gaza, Palestina.
Selain itu, ornamen puing bangunan itu juga digunakan untuk diorama kelahiran Yesus. Sang Juruselamat digambarkan lahir di atas puing-puing reruntuhan gedung yang hancur usai peperangan. Tidak ada pohon cemara, hanya pohon kering.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dekorasi Natal pada Gereja St. Thomas itu menggambarkan sebuah kehancuran sebuah kota mirip dengan reruntuhan bangunan di Gaza yang dibombardir tentara Israel. Dekorasi Natal itu dipajang tepat di sebelah kiri mimbar gereja, sehingga membuat mata tertuju ketika masuk ke dalam gereja tersebut.
Ketua Dewan Stasi Gereja Katolik St. Thomas Lagan, Manusun Lumban Gaol mengatakan bahwa Natal 2023 kali ini mengangkat tema, "Setia pada Pendahulu Kita'. Melalui tema tersebut, pihak gereja ingin menyampaikan pesan kedamaian.
"Ini dibuat menyikapi bahwa masih ini ada peperangan, kita tidak menginginkan itu. Kita menginginkan di dunia kita ini ada cinta, ada kedamaian," kata dia, Sabtu (23/12/2023).
Manusun mengatakan dekorasi Natal di Gereja St Thomas ini memang setiap tahunnya berbeda. Hal ini mengikuti isu yang terjadi pada tahun tersebut.
"Kalau ornamen Natal yang kita buat tahun ini sebenarnya melihat sejarah globalnya dan sesuai tema yang diberikan Keuskupan Agung Palembang untuk kita pedomani," ujarnya.
Dia mengatakan bahwa tema yang diangkat itu adalah tema keluarga. Maka dekorasi yang dibuat itu diharapkan bisa menjadi refleksi pesan kedamaian untuk menyudahi peperangan.
"Yang jelas pesan Natal ini, yaitu setia seperti pendahulu kita, itu tema keluarga. Maka keluarga yang hadir saat ini membawa cinta, membawa kedamaian, menjadi inspirasi karena lahirnya dari keluarga," tuturnya.
(des/des)