Alumni Poltekpar Palembang Duga Ada Politisasi di Balik Viral 'Dugem di Kampus'

Sumatera Selatan

Alumni Poltekpar Palembang Duga Ada Politisasi di Balik Viral 'Dugem di Kampus'

Reiza Pahlevi - detikSumbagsel
Minggu, 10 Des 2023 09:01 WIB
IKA Alumni Poltekpar Palembang
Foto: Reiza Pahlevi
Palembang -

Ikatan Alumni (IKA) Poltekpar Palembang menduga ada unsur kesengajaan atau politisasi dalam viralnya video 'Dugem di Kampus' beberapa waktu lalu. Mereka pun meluruskan anggapan-anggapan terkait acara yang mengarah ke konotasi negatif.

Ketua IKA Poltekpar Palembang Irsyadul Fikri mengungkap bahwa sebagai institusi pendidikan, Poltekpar Palembang selama ini telah menghasilkan lulusan-lulusan berkualitas yang mampu berkiprah hingga ke luar Sumsel, bahkan ke luar negeri. Sehingga menurutnya, anggapan negatif yang menyebar di publik tentang mahasiswa Poltekpar ataupun acara tersebut tidaklah benar.

Dia pun menduga bahwa ada pihak-pihak yang sengaja menyebarluaskan kejadian ini dengan narasi keliru untuk dipolitisasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sejauh ini peminat Poltekpar Palembang ribuan (orang), lulusannya juga sudah bekerja di seluruh Indonesia. Bahkan ada yang sudah bekerja di luar negeri. Kami yakin ada pihak yang mempolitisir demi keuntungan pribadi," kata Irsyad saat konferensi pers bersama Senat Mahasiswa dan Himpunan Mahasiswa di Command Center Poltekpar Palembang, Sabtu (9/12/2023).

Irsyad memastikan pihaknya juga telah mendalami acara tersebut dan disimpulkan bahwa tidak ada penyelewengan dan pelanggaran dalam acara yang berlangsung pada 29 November 2023 itu.

ADVERTISEMENT

"Kami melihatnya dari perencanaan acara yang dilakukan, kegiatannya dan lain-lain. Setelah kita observer, sesi akhir itu hanya 20 menit dan tidak seperti yang tergambar dalam caption video viral, tidak sampai keluar batas maupun norma," sambungnya.

Acara bertajuk Function itu menghadirkan DJ Sinta Mispan sebagai bintang tamu penutup. DJ Sinta membawakan musik-musik bergenre elektro. Namun Irsyad menegaskan bahwa musik elektro tidak berarti sama dengan dugem.

"Dia (Sinta) sebagai FDJ memainkan musik elektro dan diikuti euforia mahasiswa. Ketika ada musik elektro, jangan lantas menyimpulkan hal tersebut sebagai dugem," katanya.

Panitia juga menyediakan minuman berupa mocktail yang tidak beralkohol. Namun kemudian muncul persepsi bahwa itu adalah minuman beralkohol karena gelas yang digunakan.

"Termasuk soal minuman itu adalah mocktail, bukan koktail yang mengandung alkohol. Memang display gelasnya seperti minuman beralkohol, ditambah lighting dan bentuk event-nya, sehingga seperti sedang clubbing sehingga timbul konotasi negatif tersebut. Tapi, saya memastikan itu tidak ada," tegas Irsyad.

Dia pun berharap agar masyarakat khususnya di Sumsel tidak terprovokasi atas isu miring tersebut. Apalagi video viral ini juga sudah menyebar hingga luar negeri.




(des/des)


Hide Ads