TN Way Kambas Kembali Dibuka, Pengunjung Bisa Mandikan Gajah

Lampung

TN Way Kambas Kembali Dibuka, Pengunjung Bisa Mandikan Gajah

Tommy Saputra - detikSumbagsel
Jumat, 08 Des 2023 14:32 WIB
Gajah lahir di Taman Nasional Way Kambas.
Foto: Dok. Taman Nasional Way Kambas
Lampung -

Setelah empat tahun Taman Nasional Way Kambas (TNWK) ditutup karena Covid-19, pihak pengelola akan kembali membuka tempat yang menjadi penangkaran gajah Sumatera tersebut. TNWK kembali dibuka pada 20 Desember 2023 mendatang.

Setelah dibuka, ada konsep baru yang ditawarkan oleh pihak pengelola TNWK yakni pengunjung bisa memandikan gajah. Humas TNWK Sukatmoko mengatakan bahwa tidak ada lagi atraksi gajah seperti yang ada pada konsep yang lama.

"Aturan barunya yang paling penting adalah tidak ada lagi atraksi gajah dan tidak ada lagi tunggang gajah," katanya, Jumat (8/12/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Meski tidak ada lagi atraksi gajah, pengunjung masih bisa berinteraksi dengan gajah-gajah karena pihak TNWK memberikan penawaran lainnya yakni memandikan gajah serta memberikan makan gajah.

"Pengunjung masih diberi kesempatan untuk membeli paket-paket wisata di antaranya memandikan gajah, memberi makan gajah dan sebagainya," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Sukatmoko menjelaskan, harga tiket masuk Taman Nasional Way Kambas diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 yakni Rp 5.000 hingga Rp 7.500.

"Untuk tiket masuk, sesuai dengan aturan pemerintah Nomor 12 Tahun 2014 itu cuma Rp 5 ribu dan Rp 7,5 ribu di hari weekend, itu bisa menikmati wisata berkeliling di TNWK di luar paket yang berinteraksi dengan gajah," ujarnya.

Dalam konsep terbaru TNWK, Sukatmoko menyatakan pihaknya akan melibatkan beberapa masyarakat setempat untuk memajukan perekonomian warga.

"Kami melibatkan masyarakat yang tinggal di desa-desa penyangga tentunya. Jadi kendaraannya cukup di parkir di rest area yang sudah disiapkan oleh masyarakat desa sekitar. Kemudian dari rest area itu pakai shuttle kendaraan wisata yang sudah disiapkan oleh masyarakat. Kendaraan tidak diperbolehkan masuk ke dalam TNWK lagi," ungkapnya.

Selain itu, pengunjung yang ingin bermalam disediakan penginapan yang melibatkan masyarakat setempat.

"Jadi konsepnya ketika terkoneksi dengan desa penyangga, nanti lain dan sebagainya itu dilakukan oleh masyarakat kemudian ada paket-paket wisata yang masyarakat memberikan menawarkan paket wisata 2 hari 1 malam. Jadi bermalam di homestay masyarakat dan melihat potensi desa secara keseluruhan. Karena banyak potensi yang dimiliki oleh desa penyangga di TNWK ini," jelasnya.

Menurut dia, konsep baru TNWK kali ini ingin menghidupkan perekonomian masyarakat sekitar agar lebih maju.

"Kami ingin mendorong masyarakat di desa penyangga ini untuk menjadi pelaku usaha jasa wisata. Jadi usaha jasa wisata itu yang mengelola adalah masyarakat. Jadi lebih kepada bagaimana upaya meningkatkan nilai ekonomi masyarakat sekitar dan masyarakat bukan lagi menjadi penonton melainkan pelaku usaha dalam hal ini," ujarnya.




(cud/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads