Mengenal Sultan Thaha Syaifuddin, Pahlawan Nasional dari Jambi

Jambi

Mengenal Sultan Thaha Syaifuddin, Pahlawan Nasional dari Jambi

Rindi Antika - detikSumbagsel
Jumat, 10 Nov 2023 05:00 WIB
Sultan Thaha Syaifuddin
Foto: Buku Pahlawan Indonesia Tim Media Pusindo
Jambi -

Jambi memiliki figur pahlawan nasional yang tersohor yakni Sultan Thaha Syaifuddin. Namanya pun digunakan di beberapa tempat penting di Jambi, seperti bandara dan universitas Islam negeri. Sultan Thaha Syaifuddin sendiri merupakan sultan Jambi yang terakhir.

Mengutip buku Sultan Thaha Syaifuddin oleh Masjkuri, Sultan Thaha hidup pada tahun 1816 hingga 1904. Ia merupakan seorang muslim yang taat agama dan mempergunakan lebih dari setengah masa hidupnya untuk membela Tanah Air dan menentang penjajahan Belanda.

Sultan Thaha Syaifuddin saat kecil dipanggil Raden Thaha Jayadiningrat. Ia merupakan putra dari Sultan Muhammad Fachruddin. Sultan Thaha Syaifuddin lahir pada pertengahan tahun 1816, di Keraton Tanah Pilih, Kampung Gedang Jambi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sultan Thaha Syaifuddin pernah menjabat sebagai Pangeran Ratu atau Perdana Menteri di masa pemerintahan Sultan Abdurrahman. Kemudian dia naik tahta pada 1855.

Sejak awal, Sultan Thaha sangat menentang dan tidak mengakui pemerintahan kolonial Belanda di tanah Jambi. Hal itu terlihat dari penolakannya terhadap perjanjian yang dibuat pendahulunya dengan Belanda.

ADVERTISEMENT

Langkah awal yang dilakukannya ketika naik tahta adalah melakukan peninjauan kembali terhadap perjanjian antara kesultanan Jambi dengan Pemerintah Belanda itu. Perjanjian itu menyebutkan bahwa Jambi adalah milik Belanda dan hanya dipinjamkan kepada Sultan Jambi.

Akibat dari perlawanan Sultah Thaha, Belanda kemudian menyerang Muara Kumpeh pada 25 September 1858. Serangan Belanda terhadap Istana Tanah Pilih membuat Sultan Thaha Syaifuddin memindahkan pusat pemerintahannya ke daerah Huluan atau pedalaman.

Meskipun berhasil menenggelamkan kapal milik Belanda, pasukan Jambi tidak dapat mempertahankan keraton. Sultan Thaha kemudian menyingkir ke Muara Tembesi.

Sultan Thaha Syaifuddin berhasil memporak-porandakan pasukan Belanda di Sarolangun pada 31 Juli 1901. Belanda terus mengikuti persembunyian Sultan Thaha hingga ia pindah ke Sungai Aro, lalu ke Muara Tebo.

Hingga akhir hayatnya, Sultan Thaha tidak berhasil tertangkap. Dan Muara Tebo menjadi tempat tinggal Sultan Thaha hingga wafatnya pada usia 88 tahun pada 24 April 1904. Sultan Thaha Syaifuddin kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden Nomor 79 tahun 1977.

Nah detikers itulah Sultan Thaha Syaifuddin Pahlawan dari Jambi. Semoga dapat menambah pengetahuanmu tentang pahlawan nasional, ya. Selamat Hari Pahlawan!

Artikel ini ditulis oleh Rindi Antika, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(des/des)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads