Israel mengkritik keras resolusi yang diserukan Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk melakukan 'gencatan senjata kemanusiaan' di Gaza. Israel menegaskan akan tetap mempertahankan diri dan membersihkan kejahatan Hamas.
Dikutip detikcom dari AFP dan Al Arabiya, resolusi gencatan senjata tersebut mendapat dukungan sebanyak 120 suara, penolakan sebanyak 14 suara, dan abstain 45 suara. Pertemuan Majelis Umum PBB ini sendiri digelar pada Jumat (27/10) waktu New York, Amerika Serikat.
Resolusi diajukan oleh Yordania mewakili 22 negara Arab. Isinya 'menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera, yang bertahan lama dan berkelanjutan yang mengarah pada penghentian permusuhan'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Resolusi itu pun ditolak dengan tegas oleh Israel dan Amerika Serikat, yang selama ini menjadi sekutu Israel. Alasan mereka menolak resolusi tersebut adalah karena Majelis Umum PBB tidak menyinggung tentang Hamas.
Duta Besar Israel Gilad Erdan menyatakan, negaranya akan menggunakan segala cara untuk menghadapi Hamas. Ia pun menyebut bahwa PBB tidak memiliki legitimasi dalam menyerukan resolusi gencatan senjata ini.
"Hari ini adalah hari yang akan dianggap sebagai keburukan. Kita semua telah menyaksikan bahwa PBB tidak lagi memiliki legitimasi atau relevansi sedikit pun," katanya dalam forum Majelis Umum PBB.
Erdan bahkan dengan keras menyebut Majelis Umum PBB dan pihak-pihak yang mendukung gencatan senjata ini 'memalukan'.
"Israel akan terus mempertahankan diri. Kami akan mempertahankan masa depan kami, keberadaan kami dengan membersihkan dunia dari kejahatan Hamas sehingga mereka tidak lagi mengancam orang lain," tegasnya.
Sementara itu, pihak Amerika Serikat menyayangkan tidak adanya pembahasan tentang Hamas dalam persetujuan resolusi gencatan senjata ini.
"Sangat keterlaluan bahwa resolusi ini gagal menyebutkan nama pelaku serangan teroris pada 7 Oktober. Kata kunci lain yang hilang dalam resolusi ini adalah sandera," kata Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield dalam pernyataan resmi.
Di lain pihak, kelompok Hamas menyambut baik resolusi Majelis Umum PBB tersebut. Mereka berharap gencatan senjata bisa segera diterapkan untuk mempermudah masuknya bantuan yang dibutuhkan orang-orang Palestina.
"Kami menuntut penerapannya segera untuk memungkinkan masuknya bahan bakar dan bantuan kemanusiaan bagi warga sipil," ungkap Hamas dalam pernyataan.
(des/des)