Pemkab Sarolangun Jambi dan jajaran menggelar salat Istisqa atau salat minta turun hujan akibat musim kemarau yang menimbulkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Salat Istisqa itu digelar tepat di aliran sungai Batang Tembesi agar hujan bisa segera turun.
"Saat ini kita hampir satu bulan dilanda kekeringan, musim kemarau yang terjadi dan kenaikan suhu panas membuat banyaknya dampak buruk terutama kebakaran hutan dan lahan yang mengakibatkan kabut asap," kata Pj Bupati Sarolangun Jambi, Bachril Bakri, Jumat (6/10/2023).
Salat Istisqa tersebut diikuti oleh beberapa pejabat di Kabupaten Sarolangun serta masyarakat setempat. Bachril juga mengajak supaya masyarakat untuk memperbanyak amalan dan ibadah agar doa dan permohonan selalu terbuka dan dikabulkan oleh Allah SWT.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mari kita bermohon kepada Allah SWT untuk masyarakat Sarolangun mari kita berdoa agar segera diturunkan hujan agar bisa menangani dampak kekeringan dan karhutla ini," ujarnya.
Kabut asap akibat karhutla masih pekat menyelimuti Jambi. Masyarakat pun terganggu dan rentan terserang berbagai penyakit, terutama infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
Selain itu, kabut asap karhutla ini juga berpengaruh pada berbagai sektor. Termasuk pendidikan di mana siswa sekolah diminta untuk belajar daring.
Bachril menyebut, selama September 2023 ada sebanyak 205 titik hotspot di Kabupaten Sarolangun ini. Tentunya titik hotspot itu memiliki potensi kebakaran hutan dan lahan. Meski karhutla di Jambi masih dapat teratasi namun turunnya hujan sangat dinanti masyarakat Jambi, terutama masyarakat Sarolangun.
"Saya mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk bermunajat dengan memohon kepada Allah SWT secara khusuk, dan semoga hujan pun segera diturunkan di Kabupaten Sarolangun ini," harap Bachril.
(des/des)