4 Fakta Virus Nipah, Disebut 70-80 Kali Lebih Mematikan daripada Covid-19

Nasional

4 Fakta Virus Nipah, Disebut 70-80 Kali Lebih Mematikan daripada Covid-19

Tim detikHealth - detikSumbagsel
Selasa, 19 Sep 2023 12:42 WIB
Virus Nipah dikhawatirkan dapat jadi ancaman munculnya pandemi baru di dunia. Selain karena angka kematian yang tinggi, virus itu diketahui belum ada obatnya.
Foto: Getty Images/Lauren DeCicca
Palembang -

Virus Nipah mulai menyebar ke luar India. Diketahui virus ini sudah sampai di Malaysia. Tidak menutup kemungkinan virus ini juga akan menyebar di Indonesia.

Epidemiolog menyebutkan bahwa virus ini berpotensi lebih mematikan daripada Covid-19. Berikut fakta yang diketahui tentang virus Nipah sejauh ini, dikutip dari detikHealth.

70-80 Kali Lebih Mematikan

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman menilai, virus Nipah berpotensi menjadi virus yang mewabah secara global. Tidak menutup kemungkinan virus ini akan menjadi pandemi, meski penyebarannya disebut-sebut tidak secepat Covid-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Virus Nipah itu 70-80 kali lebih mematikan daripada SARS-Cov-2. Kematiannya bisa sangat tinggi, banyak. Nipah virus ini juga ada dalam daftar yang serius bisa menjadi wabah global," ungkap Dicky, Senin (18/9/2023).

Masa Inkubasi Sekitar 1 Bulan

Seperti sudah disampaikan sebelumnya, penyebaran virus ini tidak secepat Covid-19. Masa inkubasinya pun butuh waktu sekitar sebulan atau bahkan 45 hari.

ADVERTISEMENT

Namun, hal ini justru berisiko membuat virus Nipah lebih luas menyebar terutama ke negara-negara yang tingkat perjalanan internasionalnya tinggi.

"Masa inkubasi Nipah virus bisa satu bulanan, artinya ini yang membuat potensi sebaran ke negara lain dengan tingginya international travel dan juga perdagangan yang membuat dunia ini semakin terkoneksi," lanjut Dicky.

Macam-macam Cara Penularan

Menurut Dicky, virus Nipah bisa menular lewat kontak erat dengan cairan tubuh kelelawar, babi, atau pasien yang telah terpapar. Penularan juga dapat terjadi melalui konsumsi makanan yang terkontaminasi, terutama buah atau bahan makanan yang terkena kotoran atau liur hewan yang membawa virus tersebut.

"Dan ini juga memberi pesan penting bahwa pendekatan One Health menjadi sangat penting untuk diimplementasikan. Bukan hanya bentuk teori konsep, pertemuan, tapi betul-betul suatu program yang sangat merespons ancaman wabah yang semakin besar ini," katanya.

Langkah yang Perlu Dilakukan

Dicky pun mendesak pemerintah untuk kembali menerapkan konsep karantina bagi pendatang, khususnya dari negara-negara di mana sudah ditemukan kasus virus Nipah. Untuk itu, KKP diharapkan selalu update mengenai penyebaran virus ini di negara lain.

"Apakah kita harus menutup penerbangan? Ya tidak, tapi dalam kondisi aman sekalipun seperti saat ini pasca pandemi, penguatan pintu masuk negara itu harus tetap dijaga," katanya, Kamis (14/9) lalu.




(des/des)


Hide Ads