Pihak WO-Calon Pengantin Kini Salahkan Pengelola soal Kebakaran Bromo

Regional

Pihak WO-Calon Pengantin Kini Salahkan Pengelola soal Kebakaran Bromo

M Rofiq - detikSumbagsel
Jumat, 15 Sep 2023 21:31 WIB
Pengacara rombongan prewedding penyulut flare di Bromo yang bakal menuntut Balai Besar TNBTS atas dugaan kelalaian.
Pihak wo dan calon pengantin menyalahkan pengelola soal kebakaran Bromo (Foto: M Rofiq/detikJatim)
Palembang -

Kuasa hukum pihak WO dan calon pengantin yang menjadi pemicu kebakaran di Bukit Teletubbies, Gunung Bromo ikut menyalahkan pengelola. Pihak pengelola dianggap berkontribusi terhadap musibah yang terjadi.

"Terkait dengan perkara ini tentunya kami berharap kepada penegak hukum terhadap klien kami yang saat ini ditahan adanya putusan yang seadil-adilnya. Karena sudah jelas ini tidak ada kesengajaan dan kami juga sudah minta maaf," kata Mustaji, Kuasa Hukum tersangka dan 5 orang rombongan prewedding yang masih berstatus saksi, dilansir detikJatim, Jumat (15/9/2023).

Mustaji mengatakan kesalahan bukan hanya dilakukan kliennya saja, melainkan juga dari pengelola wisata Gunung Bromo yakni Balai Besar Taman Nasional Bromo-Tengger-Semeru (BB TNBTS). Pihaknya menemukan kurangnya pengawasan di lapangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yaitu adanya kelemahan dari petugas TNBTS sendiri. Di mana aturannya dalam pengelolaan wisata ini harus ada pengawalan atau imbauan kepada pengunjung. Jadi setelah pengunjung bayar (tiket masuk) tidak langsung dibiarkan berkeliaran," kata Mustaji.

Menurutnya kliennya tidak mengetahui dampak terburuk dari flare tersebut. Sehingga, dalam hal ini pihak pengelola tidak memberitahu SOP yang jelas saat berkegiatan di lokasi.

ADVERTISEMENT

"Petugas itu harusnya begitu, jangan hanya menerima tiket lalu dilepas begitu saja, tapi ada SOP pengamanan bagaimana. Jadi klien kami tidak tahu dampak dari flare ini," ujarnya.

Sebelumnya, rombongan prewedding yang terdiri dari 5 orang yang berstatus saksi menemui tokoh masyarakat Suku Tengger. Mereka meminta maaf bahwa kegiatan prewedding yang dilakukan justru memicu kebakaran Bromo. Dalam pertemuan itu Ketua Dukun Parisada Sutomo dan 3 kepala desa mewakili 6 desa masyarakat Suku Tengger turut hadir.

"Permohonan maaf ini kami sampaikan kepada seluruh masyarakat Suku Tengger yang bermukim di lereng Gunung Bromo. Kepada tokoh adat Tengger dan seluruh pemerintah, mulai dari Bapak Presiden dan Wakil Presiden, pemerintah provinsi hingga kabupaten," kata Hendra Purnama, Jumat (15/9/2023).

Sementara, Kepala Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo Sunaryono menyatakan pada intinya masyarakat dan tokoh Suku Tengger telah menerima permintaan maaf para saksi yang terlibat prewedding tersebut.

"Intinya kami terima maafnya, tapi para pelaku harus mempunyai tanggung jawab, baik itu untuk dirinya sendiri dan juga kepada Gunung Bromo, walaupun di situ tidak ada unsur sengaja. Paling tidak orang-orang ini ke depannya berbuat bagaimana untuk memulihkan Bromo," katanya.




(mud/mud)


Hide Ads