Cegah Asap Karhutla ke Singapura, BNPB Upayakan Hujan Buatan di Sumsel

Sumatera Selatan

Cegah Asap Karhutla ke Singapura, BNPB Upayakan Hujan Buatan di Sumsel

Candra Setia Budi - detikSumbagsel
Rabu, 13 Sep 2023 06:06 WIB
Petugas gabungan terlibat pemadaman lahan terbakar di dekat tol Palembang-Indralaya (Palindra) di daerah Ogan Ilir, Sumsel (dok Istimewa)
Foto: Petugas gabungan terlibat pemadaman lahan terbakar di dekat tol Palembang-Indralaya (Palindra) di daerah Ogan Ilir, Sumsel (dok Istimewa)
Palembang -

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengupayakan modifikasi cuaca dengan membuat hujan buatan untuk memadamkan karhutla di wilayah Sumatera Selatan (Sumsel). Pemadaman dilakukan agar asap dari karhutla tidak terbang hingga ke negara Singapura.

Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengatakan, beberapa waktu yang lalu di media Singapura muncul semacam kekhawatiran bahwa kebakaran hutan dan lahan sebagaimana terjadi pada tahun 2019 itu akan terulang.

Dalam laporan media tersebut, kata dia, ada puluhan titik api yang terdeteksi di wilayah Sumatera.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tentu saja kita sebagai bangsa, kami dari BNPB langsung bergerak cepat memastikan ke semua provinsi," katanya, Selasa (12/9/2023).

Dia mengatakan bahwa ada 6 provinsi yang diprioritaskan untuk penanganan karhutla di Indonesia. Keenam provinsi itu yakni Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Jambi, Riau, dan Sumatera Selatan. Daerah-daerah ini menjadi prioritas karena banyaknya lahan gambut.

ADVERTISEMENT

Kata Suharyanto, hujan buatan adalah salah satu cara untuk memadamkan lokasi titik api yang sulit dijangkau oleh petugas. Selain itu, kondisi kemarau yang saat ini terjadi akibat El Nino membuat beberapa kanal telah kering sehingga sulit mendapatkan air.

"Kita harap hujan buatan ini dalam waktu dekat dapat membawa hujan di tempat yang luas (karhutla) di OKI (Sumsel)," ujarnya.

Suharyanto mengatakan, beberapa lahan yang terbakar di wilayah Sumsel telah berhasil dipadamkan. Dia pun meminta kepada masyarakat ataupun perusahaan untuk tidak melakukan pembakaran hutan terlebih lagi di kawasan gambut.

"Ada beberapa titik yang tempatnya berada jauh dari pemukiman, ini biasanya yang sulit dipadamkan," ungkapnya.

Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru mengaku bahwa Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) di Sumsel masih relatif stabil sehingga status Sumsel masih siaga darurat. Namun, untuk perkembangannya akan dilihat beberapa hari ke depan.

"Sampai saat ini kita belum menaikkan status. Karena standar ISPU kita belum bergeser ke tingkat membahayakan. Kita lihat perkembangan dalam beberapa hari ke depan," ungkapnya.




(des/des)


Hide Ads