Partai Demokrat dinilai paling realistis untuk memilih bergabung dengan Prabowo atau ganjar di pilpres 2024 mendatang daripada membentuk koalisi baru. Hal itu diungkapkan Deputi Balitbang Partai Demokrat Syahrial Nasution di acara Adu Perspektif seperti disiarkan detikcom bersama Total Politik, Rabu (6/9/2023).
"Akan lebih logis menghadapi keadaan dan kondisi ke depan terkait dengan Pilpres ini tadi, kondisi pada saat Senin kemarin kita mengambil satu langkah yang lebih jelas, di mana posisi kita saat ini sudah agaknya agak kurang memadai kalau bicara koalisi koalisi lain, walau opsi atau peluang itu ada," kata Syahrial.
Syahrial Nasution mengakui Demokrat sulit untuk membentuk koalisi baru usai cabut dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Syahrial menyebut yang paling realistis saat ini ialah bergabung ke koalisi Prabowo Subianto atau koalisi Ganjar Pranowo.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Syahrial menyebut pada Senin (4/9), AHY bersama 90 persen pengurus DPP Partai Demokrat melakukan rapat pleno dan fraksi Demokrat di DPR RI. Dia menyebut dalam rapat pleno itu diputuskan Demokrat akan memanfaatkan komunikasi yang ada dengan koalisi lain.
"Rasanya arah dari DPP adalah bagaimana kita memaksimalkan komunikasi yang sudah terbangun baik itu di tempat Bang Yandri (PAN) maupun di tempatnya PPP," ucapnya.
Dia menyebut opsi yang paling logis saat ini yakni merapat ke Prabowo atau Ganjar. Dia mengakui sulit untuk membentuk koalisi baru dengan waktu yang sudah mepet.
"Artinya di tempatnya Pak Prabowo dan Pak Ganjar, opsinya di situ. Agak sulit untuk kemudian berakselarasi dengan pembentukan koalisi baru di mana ada kerumitan-kerumitan dalam melaksanakan pembicaraan begitu," ujar dia.
Artikel ini dilansir dari detiknews dengan judul "Demokrat Akui Sulit Bentuk Poros Baru: Opsinya ke Prabowo Atau Ganjar"
(bpa/bpa)