Aktivis 98 Budiman Sudjatmiko resmi mendeklarasikan relawan Prabowo-Budiman (Prabu) yang mendukung Prabowo Subianto di Pilpres 2024. Budiman mengaku siap menerima sanksi dari partainya, PDIP.
"Ya tunggu aja jangan berandai-andai. Ini kan situasi dinamis, kalau ada risiko ya tentu saja saya nggak akan lari dari tanggung jawab," kata Budiman di sela acara deklarasi relawan Prabu di Marina Convention, Semarang, Jumat (18/8/2023).
Pada tahun '90-an, Budiman Sudjatmiko yang dikenal sebagai aktivis pergerakan yang lantang menentang Orde Baru. Aktivis dari Partai Rakyat Demokratik (PRD) terkenal merupakan salah satu musuh meliter pada era itu. Peristiwa Kudatuli (27 Juli 1996) mengakibatkannya dipenjara oleh pemerintah Orde Baru dan divonis 13 tahun penjara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun Budiman hanya menjalani hukuman selama 3,5 tahun setelah diberi amnesti oleh Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pada 10 Desember 1999. Selanjutnya Budiman menjadi bagian dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang saat ini menjagokan Ganjar sebagai calon presiden.
Saat ini, Budiman menyebut deklarasi tersebut merupakan atas nama pribadi dan tidak ada kaitannya dengan kepartaian. Budiman memilih berprasangka baik terhadap PDIP atas deklarasinya.
"Tapi saya yakin, saya tidak punya prasangka buruk pada partai PDI Perjuangan, dan PDI Perjuangan tentu saja punya aturan dan kalau saya disanksi ya bagi saya itu tanggung jawab saya, itu sepenuhnya tanggung jawab Budiman Sudjatmiko," jelasnya.
Ia pun menegaskan dukungannya kepada Prabowo merupakan inisiatifnya sendiri. Tidak ada arahan dari siapa pun untuk memberikan dukungan ini.
Hal ini disampaikannya saat ditanya oleh media mengenai adakah arahan dari pihak lain, termasuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait pelaksanaan deklarasi ini.
"Tidak ada, ini sepenuhnya inisiatif saya dan generasi pergerakan yang ngurusin desa di Jawa Tengah," ujar Budiman usai deklarasi.
"Saya dukung Pak Prabowo ya," jelasnya.
Dia memiliki alasan khusus lebih memilih Prabowo dibanding bacapres partainya, Ganjar Pranowo.
"Indonesia butuh kepemimpinan yang strategic, Pak Ganjar baik, bukannya buruk ya, tapi Indonesia butuh kepemimpinan yang strategic kali ini karena situasi global," kata Budiman usai deklarasi.
Dia menjelaskan bahwa ke depan akan banyak tantangan global yang harus dihadapi oleh Indonesia. Budiman pun menganggap Prabowo lebih pas untuk memimpin Indonesia.
"Kita butuh kepemimpinan strategic yang mencoba melihat keadaan global, tatanan global, dan tantangan juga keadaan ekonomi, perang, teknologi yang menurut saya kita membutuhkan kepemimpinan strategic yang menempatkan visi-visi jangka panjang strategis dan melihat soal-soal rakyat yang saya sebut tadi," jelasnya.
Budiman kembali menegaskan bahwa Ganjar juga merupakan sosok yang baik. Dia juga menyatakan tak ada komunikasi dengan Ganjar terkait deklarasi relawan tersebut.
"Nggak, nggak (ada komunikasi)," ujarnya.
Artikel ini dilansir dari detikjateng dengan judul "Saat Dukungan Budiman Sudjatmiko Disambut Haru Prabowo"
(bpa/bpa)