Pemerintah China mengambil langkah darurat menangani banjir di sejumlah kawasan. Provinsi Hebei yang dihuni 850 ribu jiwa dikorbankan agar Ibu Kota Beijing bebas dari banjir.
Dilansir detikProperti, Hebei difungsikan oleh pemerintah sebagai zona penyimpanan banjir demi mengurai tekanan pada ibu kota China, Beijing dan Tianjin.
Dikutip dari South China Morning Post, Jumat (4/8/2023), Departemen Manajemen Darurat Hebei mengatakan telah mengaktifkan tujuh zona penyimpanan banjir. Langkah ini untuk mengalihkan 1,8 miliar meter kubik air banjir untuk "mengurangi tekanan pada Beijing dan Tianjin".
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bos Partai Komunis Hebei Ni Yuefeng mengatakan provinsi itu harus "berfungsi sebagai 'parit' ibu kota". Komentar tersebut memicu kritik yang heran dan bertanya-tanya kenapa Hebei harus dikorbankan.
"Kita tidak boleh memiliki pola pikir mengorbankan siapa pun demi melindungi siapa pun, atau menjadikan satu tempat sebagai parit bagi yang lain," katanya Hu Xijin, mantan pemimpin redaksi tabloid nasionalis Global Times.
Sejak Badai Tropis Doksuri mendarat akhir pekan lalu, ibukota China telah melaporkan curah hujan terberat dalam 140 tahun, di mana 11 orang meninggal di Beijing dan sembilan orang di Hebei.
Peringatan hujan badai untuk Hebei telah dicabut tetapi Beijing mengeluarkan peringatan kuning baru - tertinggi ketiga dalam sistem empat tingkat pada Kamis sore, dan banjir tetap menjadi bahaya bagi kedua wilayah tersebut.
Ada tujuh zona di daerah dataran rendah untuk menyimpan air banjir yang dialihkan. Zona tersebut merupakan bagian sentral dari sistem pengendalian banjir China dan Hebei adalah rumah bagi 13 dari 98 zona di seluruh negeri. Pemerintah sudah memberi tahu warga untuk pindah pada tengah hari pada hari Kamis.
"Dengan mengaktifkan area penyimpanan banjir, kami telah mengorbankan diri kami dan memberikan kontribusi kepada negara dan rakyat Beijing, Tianjin, dan Hebei. Sejarah akan mengingat prestasi kita," kata pemerintah daerah itu dalam surat terbuka kepada warga.
Seorang pejabat senior sumber daya air Hebei mengatakan kepada CCTV bahwa air banjir akan membutuhkan waktu hingga satu bulan untuk surut dari daratan di zona yang telah tergenang.
Beberapa rumah mungkin rusak parah untuk dapat dihuni. Dalam kasus tersebut, pemilik properti dapat mengajukan kompensasi dari pemerintah daerah tetapi di bawah arahan Dewan Negara yang mulai berlaku pada tahun 2.000, dengan jumlah hanya 70% dari harga pasar.
Namun, surat kabar Southern Weekly yang berbasis di Guangzhou menerbitkan sebuah komentar pada Kamis sore yang mengatakan bahwa penduduk zona banjir harus diberi kompensasi penuh atas kerugian mereka.
(mud/mud)