Lisa Pauli mengaku hari-harinya serasa hidup di neraka. Wanita itu bergumul dengan gangguan makan anoreksia yang diidapnya beberapa dekade. Ia ingin mati saja.
Dikutip detikHealth, warga Kanada itu merasakan ada yang salah dengan tubuhnya sejak usia 8 tahun. Kini di usianya 47 tahun, Pauli bisa berpergian beberapa hari tanpa asupan makanan padat.
Kondisi ini juga yang membuat bobotnya hanya 42 kg. Lisa terlalu lemah untuk mengangkat barang-barang belanjaan misalnya, tanpa berhenti untuk istirahat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Setiap hari adalah neraka," katanya kepada Reuters dikutip Jumat (21/7/2023).
Pauli mengaku ingin selesai dengan kehidupannya. Ia sudah lelah dengan kondisinya.
"Aku sangat lelah. Aku sudah selesai. Aku sudah mencoba segalanya. Aku merasa telah menjalani hidupku," sambungnya.
Pauli secara hukum belum bisa mendapatkan bantuan medis untuk meninggal. Namun perluasan kriteria kematian dengan bantuan medis yang mulai berlaku pada Maret 2024 akan memungkinkan warga Kanada seperti Pauli, yang satu-satunya kondisi dasarnya adalah penyakit mental, untuk memilih kematian dengan bantuan medis.
Kanada melegalkan kematian yang dibantu pada tahun 2016 untuk orang dengan penyakit terminal. Ketentuan itu diperluas pada 2021 untuk orang dengan kondisi yang tidak dapat disembuhkan, tetapi tidak mematikan. Perubahan hukum dipicu oleh keputusan pengadilan yang membatalkan larangan membantu orang mati.
Pauli pertama kali mengangkat gagasan kematian yang dibantu dengan psikiater Justine Dembo pada April 2021. Dembo bertugas di panel ahli tentang kematian yang dibantu dan penyakit mental yang mempresentasikan laporan ke parlemen Kanada tahun lalu.
Dia menilai orang untuk MAID, meskipun pada kunjungan itu Pauli menemuinya untuk gangguan dismorfik tubuh. Pauli telah mencoba banyak perawatan dan telah dirawat di rumah sakit dua kali, tetapi dia berkata masih terus memikirkan apa yang telah dia makan dan apa yang akan dia makan.
(mud/mud)